photo fgr_zpsa263fa65.gif

Headlines News :

 photo vanuatu_zpsed2b2tvn.jpg
Marilah Berjuang Dengan Sunguh-Sunguh Dan Serius, Setia, Jujur, Bijaksana, Aktif Serta Kontinuitas. Diberdayakan oleh Blogger.
     photo aktifmenulis_zps397205a9.jpg

    ★★★Berita Duka ★★★

     photo Banner2_zps5035c662.jpg

    ★★★Radar Malang★★★

    Tampilkan postingan dengan label Penembakan. Tampilkan semua postingan
    Tampilkan postingan dengan label Penembakan. Tampilkan semua postingan

    Otak Penembakan Misterius di atas Tanah Papua ialah aparat TNI/Polri binaan TNI Kopassus dan BIN

     photo vanuatu_zpsed2b2tvn.jpg
    Menanggapi berita dua hari terakhir tentang penembakan misterius yang kembali terjadi di areal pertambangan PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika (seperti dilansir BintangPapua.com, SuluhPapua.com dan  PapuaPos.com, maka dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang lewat Sekretaris-Jenderal  disampaikan kepada pembaca sekalian bahwa:

    1. Penembak misterius yang muncul lagi saat ini ialah sama otaknya, dari kesatuan yang sama, dan dengan tujuan yang sama.

    2. Otak penembakan misterius ini ialah aparat TNI/Polri binaan TNI Kopassus dan BIN, di bawah komando kesatuan yang bertugas di wilayah pertambangan, di mana antara TNI dan Polri berkerjasama;

    3. Pelaku penembakan misterius ini ialah anggota dari kesatuan TNI/ Polri;

    4. Sasaran penembakan misterius ialah salah satu dari anggota TNI/Polri;

    5., Tujuan dari kegiatan ini ialah sekedar mencari uang tambahan untuk sesuap nasi, yang sering disebut uang kaget atau uang saku, atau uang dadakan. Karena mereka tahu dengan sekali peluru ditembakkan saja, PT Freeport Indonesia akan kuncurkan ratusan juta bahkan milyaran rupiah untuk mengejar pelaku, melakukan penyelidikan, mengamankan keadaan, dan seterusnya.

    Oleh karena itu disampaikan kepada semua orang Papua agar tidak terpengaruh oleh permainan-permainan murahakn yang selalu dimulai mengawali Bulan Desember, bulan Suci orang Papua dan orang Kristen di Tanah ini. Awal bulan ini selalu diwarnai dengan pertumpahan darah, kekacauan dan penembakan-penembakan tanpa hentinya.

    Orang Papua harus bertanya kepada diri sendiri siapa yang senang dan berharap cemas agar Papua selalu ada kekacauan kalau bukan TNI/Polri? Siapa yang dapat uang tambahan mendadak saat ada kekacauan di Tanah Papua selain TNI/Polri? Oleh karen itu, siapa yang jelas-jelas ingin Papua tetap kacau? Siapa yang tidka menghargai bulan Suci orang Kristen ini, kalau bukan teroris, jaringan Jihad yang bekerjasama dengan TNI/Polri dan Kopassus di Tanah Papua?

    Namanya orang Papua, namanya orang Kristen, tidak akan mengacaukan Bulan Desember, karena itu BIN/Kopassus sudah salah waktu dalam menyusun skenario mereka. Namanya orang Papua tidak akan menembak dan membiarkan target penembakan masih hidup dan sanggup melarikan diri dengan santainya.
     Dikeluarkan di Malang Memalui Sekretaris Jendral dan Dipublikasikan oleh Media dan Propaganda Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang Jawa Timur.

    Pemangku Adat dan Alam Papua,                                                Ketua AMP Komite Kota Malang
    Sandi Operasi "AWAS! Papua"                                                              Jeckson Huby, M.Kom
    Situs ini milik Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komute Kota Surabaya-Malang, copyright@SPM News Group Online Services dan dikelolah oleh Biro Pendidikan dan Propaganda.

    Indonesia: Stop imminent execution of six people by firing squad

    AI Press Release – Indonesia: Stop imminent execution of six people by firing squad
    Indonesia must immediately halt plans to put to death six people – one Indonesian and five foreign natiionals – by firing squad this week, Amnesty Internattional said after the Attorney General's office today confirmed the executions would be carried out on Sunday 18 January 2015.
    "These executions must be stopped immediately. The death penalty is a human rights violation, and it is shocking that the Indonesian authorities are looking to put to death six people this Sunday," said Rupert Abbott, Amnesty International's Research Director for Southeast Asia and the Pacific.
    "Indonesia's new government took office on the back of promises to improve respect for human rights, but carrying out these executions would be a regressive move. Rather than putting to death more people, the government should immediately impose a moratorium on the use of the death penalty with a view to its eventual abolition."
    All six of those to be executed on Sunday were convicted and sentenced to death for drug-related offences. They include one Indonesian, Rani Andriani alias Melisa Aprilia; and five foreign nationals: Daniel Enemuo (Nigerian), Ang Kim Soei (Dutch), Tran Thi Bich Hanh (Vietnamese), Namaona Denis (Nigerian) and Marco Archer Cardoso Moreira (Brazilian).
    Five of them are reportedly going to be executed on Nusakambangan Island, Central Java province, while Tran Thi Bich Hanh is to be executed in Boloyali district, also in Central Java.
    While no executions were carried out in Indonesia in 2014, the government has announced that 20 are scheduled for this year.
    In December 2014, it was also reported that President Joko Widodo would not grant clemency to at least 64 individuals who have been sentenced to death for drug-related crimes and that there were plans to execute them.
    Drug-related offences do not meet the threshold of the "most serious crimes" for which the death penalty can be imposed under international law.
    "It would be a huge set back if the government goes ahead with its plans to execute as many as 20 people during the year. Tackling rising crime rates is a legitimate goal of President Widodo's administration, but the death penalty is not the answer and does not work as a deterrent to crime," said Rupert Abbott.
    "The plans for a new spate of executions come at a time when the government is actively seeking to protect Indonesian nationals who face the death penalty overseas. If the death penalty is wrong elsewhere, it is surely wrong in Indonesia too."
    Amnesty International opposes the death penalty in all cases and under any circumstances, regardless of the nature of the crime, the characteristics of the offender, or the method used by the state to carry out the execution. The death penalty violates the right to life as recognized in the Universal Declaration of Human Rights and is the ultimate cruel, inhuman and degrading punishment. The protection for the right to life is also recognized in Indonesia's Constitution. So far 140 countries have abolished the death penalty in law or practice.
    Public document
    ****************************************
    For more information please call Amnesty International's press office in London, UK, on press

    Pernyataan Sikap AMP Terkait Penembakan oleh TNI-POLRI Terhadap Warga Sipil di Paniai

    Semua hasil karya yang dimuat di situs ini baik berupa teks, gambar dan suara serta segala bentuk grafis (selain yang berkode IST) menjadi hak cipta SPM Group Online

    Copot Pelaku Penembakan Terhadap Warga Sipil di Paniai Dari Jabatannya & Berikan Hukuman Sesuai Dengan Perbuatannya 

     Pernyataan Sikap AMP

    Ini Pernyataan AMP Terkait Penembakan 5 Warga Sipil di Paniai
    Foto Korban Penembakan oleh Aparat terhadap warga sipil di Paniai. ( Dok AMP Yogyakarta)
    AMP Malang, Penembakan terhadap lima warga sipil di Kabupaten Paniai, Papua, yang terjadi, Senin (12/12/2014) kemarin, merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, dan harus diusut hingga tuntas.

    "Dari berbagai pemberitaan yang kami ikuti, sangat jelas yang menyebabkan penembakan terhadap warga sipil adalah aparat TNI/Polri.
     Kejadian tersebut bagian dari perencanaan pemusnahan orang asli Papua oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang merupakan kebijakan sistematis dan terselubung NKRI terhadap Orang Papua.
    "Tidak jauh beda dengan kasus sebelumnya, seperti Nabire berdara 14 Juli 2013 yang mengakibatkan 18 orang meninggal dunia, dan 39 orang luka parah."
    "Kami melihat ada beberapa usaha yang dilakukan oleh Kapolda Papua dan Pangdam/XVII Cendrawasi. Buktinya Kabid Humas Polda melalui pemberitaan terus berusaha melakukan pembohongan publik." 
    Dalam kasus penembakan terhadap warga sipil di Pania kami dari AMP menuntut :
     Pertama, mencopot Pelaku penembakan dari jabatannya dan berikan hukuman sesuai dengan perbuanya.  
    Kedua: dengan tegas juga kami mengutuk Kapolda Papua Yodje mende, Pangdam Cendrawasi. Kombes Pol Sulisty Pudjo yang berusaha menutupi kebenaran yang sedang telah terjadi, melalui media masa.
    Ketiga: menarik TNI/POLRI organik dan non Organik dari seluruh tanah Papua yang menjadi aktor kejahatan kemanusiaan diatas tanah Papua sampai saat ini.
    "Kami menuntut kepada  NKRI agar bertangungjawab atas kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada 8 Desember 2014 kemarin.
    Demikian Pernyataan sikap ini kami keluarkan, atas perhatian dan kerja sama serta tindak lanjutnya kami sampaikan terima kasih.
    Salam.
            Hormat Kami

                                                                              Jefri Wenda                                                                                
                                                       Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Papua                                                                         
    Tebusan:
    1. Polda Papua.
    2. Kapolri
    3. Pemerintah Daerah Papua
    4. Komnas HAM Papua 
    5. Komnas HAM NKRI
    6. Pemerintah Indonesia
    7. Dan Pihak Terkait

    TNI Bersembunyi di Balik POLRI di Papua

    Semua hasil karya yang dimuat di situs ini baik berupa teks, gambar dan suara serta segala bentuk grafis (selain yang berkode IST) menjadi hak cipta SPM Group Online

    Insiden Paniai, Komnas HAM minta TNI Tidak Bersembunyi di Balik Polri

    Komisioner Komisi Nasional Nasional Hak Asasi Manusia
     (Komnas HAM) Republik Indonesia,
    Dr. Nur Otto Nur Abdullah (Tengah). (Jubi/Arnold Belau)
    Jayapura, Jubi – Pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) diminta tidak bersembunyi di balik “punggung” Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

    “Yang semestinya melakukan klarifikasi adalah Pangdam XVII Cenderawasih. Pangdam harus klarifikasi pada publik, siapa yang mengendarai mobil rush dan siapa pemilik mobil itu. Pihak TNI jangan sembunyi di balik Polri,” kata Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI, Otto Nur Abdullah di Jayapura, Jumat (12/12) pagi.

    Otto, yang sebelumnya bekerja di LSM Imparsial, menegaskan kunci insiden di Paniai ini ada pada mobil toyota rush yang sudah diketahui dimiliki oleh anggota Batalyon 753/AVT.
    “Investigasi harus dimulai dari pemeriksaan kepada pemilik mobil rush. Siapa yang mengendarainya dan siapa saja yang ada dalam mobil itu.” kata Otto.

    Mobil toyota rush itu, menurut Otto, bisa memberikan kejelasan apakah perjalanan mobil tersebut merupakan bagian dari pengintaian atau hanya dalam perjalanan kembali ke pos nya.

    Untuk itu, Otto meminta pihak TNI melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap insiden penembakan yang terjadi di Paniai. Pihak kepolisian daerah Papua, juga diminta untuk tidak berupaya melencengkan informasi untuk tujuan manipulasi kondisi setempat.
     
    “Sebab melencengkan informasi untuk tujuan manipulasi kondisi setempat, akan membuat polisi bisa terjebak di kemudian hari,” tambah Otto. (Victor Mambor)

    Sumber : www.tabloidjubi.com

    • HRW : Jokowi Harus Berikan Perhatian Khusus untuk Papua

    Berita Duka: Kami di Barisan AMP Turut Berduka Cita Sedalam-Dalamnya Atas Terpanggilnya Aktivis Pahlawan Sejati Kami "Martinus Yohame"

    Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang Raya Turut Berduka Cita Sedalam-Dalamnya
    Atas Kepergianmu Kepada Bapa Yang Maha Kuasa, Pahlawan Sejati Kami di Barisan KNPB Yakni :

    "Martinus Yohame"
    Ketua KNPB Sorong Raya

    Foto List Ketua KNPB Biak

    “Tawa dan tangis datang silih berganti, menyertai tiap langkah perjalanan hidupmu mempjuangkan kemerdekaan bangsa papua barat (Melanesia) untuk menetukan nasib sendiri dengan penuh masa rintangan, hadangan,  cobaan yang telaha lalui, Tanpa terasa sudah satu demi satu aktivis dan pejuang papua merdeka telah diculik dan dibunuh oleh kolonial indonesia, Biarkan kami (Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Malang Jawa Timur) mengiringi kepergianmu di hari ini, Dari hati semoga abadi, izinkan kami ucapkan belasungkawa, segelintir doa dan harapan untukmu, "Selamat Jalan Pejuang Sejati Kami", semoga Tuhan senantiasa menyertai perjuangan setiap langkahmu unuk memperjuangkan menuju pembebasan papua barat”. Kami Barisan AMP, GP3PB, GEMPAR, KNPB DLL akan terus berjuang sampai PAPUA MERDEKA.
      
       ” SALAM PEMBEBASAN dan SALAM REVOLUSI “


    Image
    Image
    Srkretariat : Jln. Kenanga , RT 05.RW 03 Sumber Sekar Dau Batu-Malang
    E-Mail : melanesiapost@gmail.com


    Tlp / HP : 082221003363
     
     photo bendera-bintang-kejora-dan-cewek-bule-jpg1_zps4a30c64f.jpg
     photo SALAMPEMBEBASANDANREVOLUSI_zpsbdffla8q.gif