photo fgr_zpsa263fa65.gif

Headlines News :

 photo vanuatu_zpsed2b2tvn.jpg
Marilah Berjuang Dengan Sunguh-Sunguh Dan Serius, Setia, Jujur, Bijaksana, Aktif Serta Kontinuitas. Diberdayakan oleh Blogger.
     photo aktifmenulis_zps397205a9.jpg

    ★★★Berita Duka ★★★

     photo Banner2_zps5035c662.jpg

    ★★★Radar Malang★★★

    Tampilkan postingan dengan label AMP International. Tampilkan semua postingan
    Tampilkan postingan dengan label AMP International. Tampilkan semua postingan

    MAHASISWA PAPUA ADALAH MOTOR PENGGERAK KEMERDEKAAN BANGSA DAN NEGARA

    Semua hasil karya yang dimuat di situs ini baik berupa teks, gambar dan suara serta segala bentuk grafis (selain yang berkode IST) menjadi hak cipta WPNews - SPMNews Group Online

    MAHASISWA PAPUA ADALAH MOTOR PENGGERAK KEMERDEKAAN BANGSA DAN NEGARA

    Oleh: *Frans Pigai(**
    Foto Frans Pigai (FB)**
    Mahasiswa menjadi sub bagian dari solusi permasalahan jika terjadi masalah di negara ini. Karena Mahasiswa diartikan sebagai Maha adalah kebesaran, siswa adalah orang yang menuntut ilmu dalam sebuah pendidikan. Maka Mahasiswa merupakan orang yang benar-benar menuntut ilmu dan tekun dalam proses pembelajarannya, karena dianggap sebagai diri pribadi seseorang adalah Mahasiswa.
    Dunia pendidikan juga merupakan dunia pertarungan dalam kemampuan, di bidang-bidang dalam berbagai ilmu yang di pelajari oleh Mahasiswa.
     
    Dunia membutuhkan orang-orang yang bisa menyelesaikan persoalan dan bisa mengatur keseimbngan persoalannya, karena bukan dilihat dari gelarnya. Tetapi, orang-orang yang bertanggungjawab dan mengorbankan tenaga untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada dan terjadi dalam suatu proses perjuangan, berupa karya, tugas dan persoalan atau masalah terutama masalah yang terjadi antara masyarakat dengan pemerintahan, namun dengan cara untuk menyelesaikan mahasiswa sebagai pertanggung jawaban dalam persoalan tersebut, bertujuan untuk meraih keberhasilan dengan cara menyelesaikan permasalah yang terjadi di kalangan masyarakat dengan pemerintahan, bahkan dalam karya dan tugasnya. 

    Memetahkan persoalan menjadi kewajiban hidup bagi mahasiswa karena mahasiwalah yang mempunyai kewajiban untuk meluruskan jalur permasalahan yang terjadi dalah kehgidupan masyarakat dan pemerintahan.
    Sebagai mestinya juga mahasiswa adalah salah satu bagian dari komponen-komponen masyarakat, untuk menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa yang benar-benar bertanggungjawab dalam kariernya. 

    Persoalan akan muncul jika manusia tidak menciptakan suasana yang aman. Maka untuk menciptakan kenyamanan manusia perlu sadari apa yang dilakukan itu benar atau baik karena kadang manusia selalu memunculkan persoalan-persoalan yang tidak diinginkan oleh orang lain, maka kita sebagai manusia yang berpendidikan, bagaimana cara untuk memetahkan ataupun menyelesaikan, bahkan mempelajari nilai kebaikan dan keburukan yang terjadi dalam kehidupan manusia.

    Kita sebagai Mahasiswa, kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, karena waktu tidak akan kembali kedua kalinya, artinya bahwa waktu sangat berharga bagi kita sebagai manusia. Kadangkala manusia selalu menyia-nyiakan waktu dengan sebaik-baiknya, baik dalam karya dan tugasnya, bahkan dalam persoalannya, karena manusia tidak menggunakan waktu dengan sebaik mungkin bahjkan di sia-siakan waktu dalam karya dan tugasnya. 

    Maka, kita sebagai mahasiswa terpelajar marilah kita mempergunakan bahkan meluangkan waktu dalam karya dan tugas kewajiban hidup mahasiswa. Waktu juga menentukan dalam tindakan yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencari nafkah atau kebutuhan hidup manusia. Waktu juga menetukan dalam proses perjuangan kemerdekaan bagi bangsa dan Negara. 

    Tingkat kapasitas dalam berkarya dan dalam tugasnya menentukan sebagai mahasiswa yang berguna bagi bangsa dan Negara ini. Kapasitas hidup bagi kehidupan mahasiswa papua menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai nilai pertanggung jawaban dalam persoalan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Aktifis atau cara merebut peluang menunjukkan bahwa seseorang yang aktifis bisa menyelesaikan masalah yang akan terjadi di kalangan masyarakat maupun di kalangan pemerintahan. Setiap permasalahan Mahasiswa menjadi pokok bagian untuk merebut dalam artinya untuk menyelesaikan persoalan atau permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat dan pemerintahan. Entah itu, salah satunya permasalahan mengenai kemajuan bangsa dan Negara ini. 

    Pesoalan mengenai kemerdekaan, Mahasiswa menjadi penggerak dan solusi permasalahan utama dalam memperebutkan hak untuk menentukan keberhasilan dalam suatu persoalan, terutama dalam permasalahan kemerdekaan bangsa dan Negara. 

    Maka, kita sebagai mahasiswa papua marilah kita akan mempertahankan nilai-nilai kemajuan bagi bangsa dan Negara. Namun, dengan mewujudkan impiannya, kita sebagai manusia terpelajar mari kita memaknai arti penting proses perjuangan bagi diri pribadi seseorang dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan Negara. 
    Penulis adalah Frans Pigai Mahasiswa Surabaya

    Patriot Papuan Morning Star

    Semua hasil karya yang dimuat di situs ini baik berupa teks, gambar dan suara serta segala bentuk grafis (selain yang berkode IST) menjadi hak cipta WPNews - SPMNews Group Online
    Patriot Papuan Morning Star
    When Erik *)
    Death is not what you fear
    Death is nothing you avoid
    Death is not the engraved terjahu for Morning
    You willingly tortured
    You are willing to be persecuted ...
    You are even willing to die
    For the sake of your curly mock
    For the sake of your curly spat
    For the sake of your curly threatened
    You are like a candle
    You torch the home country of Papua
    You are the foundation of generations of thinkers
    Your name will always uphold our
    We will follow your thinking
    Passion will grow in our souls
    Thank encouragement Papua generation
    Thought and fighting spirit will never fade
    Thank you Mr. THEYS ELUAY
    Thanks Mr. Kelik Kwalik
    Thank You All Patriot Morning
    *) The author is a student from Sorong Poetry, Domberai, Papua.

    Subject Matter of The Papua, and the solutions

    Semua hasil karya yang dimuat di situs ini baik berupa teks, gambar dan suara serta segala bentuk grafis (selain yang berkode IST) menjadi hak cipta WPNews - SPMNews Group Online


    Ketum KPP AMP Rinto Kogoya
    By Rinto Kogoya

    This paper is dedicated to the people of Papua. And reflection for the people and the resistance organizations in Papua which aspires to the National People's Liberation and the nation of Papua from Indonesian Repression by Colonialism, Imperialism and Militarism

    The situation in Papua today are faced with many problems in various facets of life both from the political and economic aspects of social and cultural development is inseparable from the history of the Papuan People's life. If we listen to how the initial idea of ​​the establishment of the Papuan Papuan intellectuals in the 1960s they would have an aspiration that the Papuan People can build a nation and soil water with a better, more democratic, more just and more humane and more prosperous in the country.


    Although we can not find a record of the history of the formulation of the desired state of the initiators of the Papua People, but their desire to liberate the people and establish a state is a form of noble ideals because wants His people free from an occupation. One idea of the Congress Resolution Nederland Nieuw Guinea Raad (Council Niuew Guinea) on October 19, 1961, which has significance for the People of Papua today is the motto of One People One Soul which means One People One Soul. This motto defines the unity of the people of Papua diverse love, language, customs and traditions of its economic life.

    However, we know the joint where Indonesia led by Sukarno selfish and arrogant has launched an effort to thwart the birth of the state of West Papua. Which after the declaration of independence of West Papuans December 1, 1961, then on December 19, 1961 Indonesia through Soekarno proclaimed TRIKORA. That was followed by the military and the military mobilization for control of Papua from the Dutch. By reason liberate Papua from Dutch colonial rule.


    Of course it is not realized Sukarno was the idea of ​​forming a pristine state of West Papua is the will of the People of Papua Papua spearheaded by intellectuals at that time, including N. Jouwe, MW Kaisepo, P. Torei, M.B. Ramandey, U.S. Onim, N. Tanggahma, F. Poana and Abdullah Arfan.

    Since TRIKORA December 19, 1961 and the delivery of government interim UN administration (UNTEA) to Indonesia on May 1, 1963. Indonesia has always used the military (military-police) as a shield to face resistance Papuan People who do not require the presence of Indonesia.

    Until now, we can see for themselves how the marginalization of the Papuan People's happening economically in front of our eyes, how the behavior of the Indonesian military against Papuan People, how customary land used as land investment company owned Imperialist countries, how the high mortality in Papua, especially the death of Mother and Child, how jobs are there only civil servants and labor-owned enterprises Imperialist countries, how the lack of teachers and educational infrastructure in remote areas and many other issues that are being shackled Papuan People today.

    Such things happen throughout Papua and will still be maintained, for the purpose of control over Papua. So that is the reason rational Indonesia welfare to the turmoil of conflict in Papua is in fact related to the Identity of a people who want to liberate themselves.

    Terbelenggunya Papuan People in an occupation, oppression and discrimination because we are faced with a common enemy of the whole people of Papua which inhibit the pace of progress and development of the Papuan People's lives. Here, we will be listening in general how the three enemies of the Papuan People keep trying to stick his paws in the Land of Papua. And how the people of Papua can be free from the death grip of the deadly Indonesian whose name Colonialism, Imperialism, and Militarism.

    colonialism Indonesia

    Definition of Colonialism is the policy and practice of strength in extending control over weaker peoples or areas. Colonialism always had an arrogant and expansionist nature. The main aim of colonialism was to drain the source of wealth, while the welfare and education of the people of the colonies, was secondary.

    Indonesian colonialism in West Papua began when their military infasi TRIKORA to Papua since 1961 with the establishment of the Mandala Command to launch an operation led by Lt. Mandala. Suharto. It aims to expand (expansion territory) of Indonesia. This is done based on a claim that is not logical and unilateral of Sukarno, Indonesia that long before birth, Papua was part of the kingdom of Majapahit and several other claims.

    In fact the only Bundara Conference Tables include the Dutch East Indies (includes Sabang to Amboina) not of said Niew Nederland Guinea (West Papua). However, because Indonesia is stubborn about to take control of Papua, and the Netherlands are experiencing economic recession due to the war, on May 1, 1963 the transfer of power from the UN interim administration, UNTEA to Indonesia. Indonesia, which is present in Papua by reason of preparing the implementation of the Right to Self-Determination in accordance Treaty of New York, in fact, re-engineer them into an Act (Act of). Surely we can be sure how the process and the results.

    In addition to the bureaucratic, political and military systems, policies such as Law No. 21 of 2001 on Special Autonomy Law Expansion Areas, and other policies UP4B just an attempt to maintain a fixed Papua under Indonesian rule. Similarly, the Dutch were issued policy Ethical Policy (Transmigration, Irrigation and Education) to the people of Indonesia. But the Dutch have benefited immensely from the ethical policies issued.

    Until now, to run and maintain his control over the colonization of Papua, machine bureaucracy, the political system such as the election and the military (military-police) used to legitimize the existence of Indonesia in Papua. Bureaucracy is an Indonesian legal machinery to make parts of the Republic of Indonesia and Papua, the military is a tool that is used to maintain the reactionary Papua matter what. And the political system such as the election to show that the Papuan People adhere to the political system that took place in Indonesia. Same thing as he had done the Netherlands to Indonesia and Papua, again conducted by Indonesia against the Papuan people.



    While Indonesia, not present in Papua as the sole occupiers, serving his Indonesian is Imperialists. Indonesia only get reciprocation of his form of taxes and royalties. This reciprocation of Indonesia-related services with the faithful keeping operations Inperialis-owned companies such as Freeport, BP, LNG and others remain ekploitasinya activities safely and smoothly. Thus, what is worthy of Papuans live together with Babu state like Indonesia? So do not be surprised if we meet with the term like Puppet Regime, Regime Antek, etc.

    It is clear then, that any policy implemented in Papua by the Indonesian goal is not to build the Papuans but open access for the imperialists to exploit the natural resources in Papua. And Papua became a cash cow that each produce a lot of milk to Indonesia and master Imperislisme promoted.

    imperialism

    Imperialism is the highest stage of capitalism or monopoly capitalism. Being understood that capitalism is believed that the owners of capital can do business for profit as much as possible. Imperialism or monopoly capitalism not only suck the workers but also master the areas producing raw materials for Its Industry indirectly.

    Imperialism presence in Papua begins with the signing of the Contract of Work Freeport owned by American Imperialists Suharto government in 1967. The presence of Freeport has ignored the democratic rights of the Papuan People's independence as a state. Imperialism interests over Papua in accordance with their characteristics are:

    1. Concentration of production and capital so that creates a monopoly which plays an important role in the life of a monopoly. That is, the concentration of production is only based on the capitalist state. They also dominate the market by setting prices.

    2. Perbaduan between bank capital and industrial capital base calling menciptakn finance capital. Example: World Bank, IMF. Banks will not just lend to a country. He expects no returns of a country, and hope to get a guarantee. From permutran capital and money, it will go back to the capitalists themselves.



    3. Export of capital is different from commodity exports. Meaning: They just will export capital to other countries so that they provide the materials for their commodities.



    4. The formation of international monopoly capitalism and the division of the world between them.



    5. The division of territories around the world among the major capitalist powers has been completed. Example: American master through the mountainous central Papua Freeport, English with Chinese share the head of birds of Papua through BP and Tangguh LNG, Korea in the south of Papua through Corindo and Medco and friends.

    From the description of the characteristics of Imperialism, show that Papua is currently in the grip of imperialist countries. This is indicated by the inclusion of various companies scale Multi National Corporation (MNC) such as BP in Bintuni and LNG in South Sorong and the opening of such large-scale plantations in Maroke MIFEE and Corindo and Medco that existed long before. In order to secure the sustainability of the exploitation activity Imperialist-owned companies, the military (military-police) always used to drive the customary opposition People.

    In fact, the existence of these companies can not be the welfare of the whole people of Papua, amounting to approximately three million people.

    militarism

    Militarism is a government based on the guarantee of security lies in its military strength and claims that the development and maintenance of the military to ensure the interests of the community. Militarism has a fundamental nature that is repressive and reactionary.

    The existence of militarism in Papua has been started with the entry of the Dutch colonizers, then reactionary nature emerged when Indonesian presence in Papua. Indonesian military in Papua after the start action TRIKORA December 19, 1961 with a call to mobilize the common people of Indonesia to free West Papua from the Dutch by Sukarno. He said freeing but the fact today is being invaded.

    Indonesia through its military power through the application of the first military operation policies namely Operation Mandala 1961 and various other operations to terror, intimidation, pursuit, pemenjarahan, rape, murder, arson and village public facilities, and other military crimes. In addition, the Military Operation Area (DOM) through Operation Koteka in 1970, the Papua People are forced to wear an Indonesian style made ​​of cloth.

    As a result of military operation many West Papuans who have been the victims. It can be seen from the Amnesty International report which suggests that there has been the destruction of more than 100 thousand people of West Papua as a result of Indonesian military violence.

    Action militarism continues to occur in Papua to date in the reform era in Indonesia and made ​​to defend the interests of Indonesian rule in Papua and protect the interests of state-owned industrial capitalist-imperialist countries to exploit the natural resources of Papua.

    way out

    Certainly not easy to fight the system that have long suck, oppress and colonize the people of Papua to immediately withdraw from Papua. Need unity among the people through organizations or factions existing Papuan people's resistance with a resolute struggle program and shared awareness of who the true enemy of the people of Papua. How all efforts are focused on the unity of the struggle of the agreed program and run together. Klaimisme eliminate ego and attitude is absolutely necessary to achieve our goals.

    Fighting for the Right to Self-Determination (The Right to Self-Determination) for the people of Papua is the only democratic solution bid in Papua conflict resolution as a step to determine the attitude of the Papuan people live, what remain with Indonesia or independence itself. Through international mechanism known as Referendum. And must be fought continuously by the entire organization in a synergistic Papuan people's resistance in both the beloved country Papua, Indonesia and the international community to the ideals of the Papuan People's Liberation True materialize. And the better future can be enjoyed by future generations of Papua.

    What I have described above is a general view of the Papua Student Alliance (AMP) which has a resistance platform Indonesian Anti-Colonialism, Anti-Imperialism and Anti-Militarism. Derivatives in the program so that the struggle is the fight for the Right to Self-Determination (The Right to Self-Determination) for the people of Papua as a condition for the existence of democracy to the people of Papua, Close all imperialist activities of the company-owned; Freeport, BP, LNG, Medco, Corindo etc due to the fact just suck, and Pull Military (TNI-Police) Organic-inorganic from the Land of Papua as the source of human rights violations against the people of Papua.

    Long live the Papuan People! Long live the Papuan Women! Long live the Papuan Students! Long live all over the Papuan People!

    Keep the spirit of Greetings!

    The author is Chairman of the Central Executive Committee of AMP (AMP KPP coriander)

      ______________________________________________

    Source: http://komitepusatamp.blogspot.com

    Mengapa ada ras kulit hitam di benua asia???

    Mengapa ada ras kulit hitam di benua asia???
    contoh kasus disini adalah orang papua,, pertanyaannya adalah, hampir seluruh orang asia adalah mempunyai kulit kuning sampai coklat, akan tetapi di pulau papua terdapat orang-orang berkulit hitam, mirip dengan ras negroid di afrika sana.
     ya benar, mereka berasal dari benua afrika sana,,
    lho?? ngapain mereka pada berbondong2 pindah dari afrika ke papua?? jauuuuuuhhhhhh tau, lagian jaman dulu mana ada pesawat!!! apa iya mereka berenang???
    mereka memang berpindah, akan tetapi mereka tidak menyadarinya, karena yang berpindah bukan manusianya, akan tetapi PULAU mereka yang berpindah!
    woooowwwww,, ngapusi koe ndessss!!! (artinya : kamu bohong ah!!!)
    inilah yang disebut dengan teori tektonik lempeng.. :)
    dalam istilah geologi, “lempeng” adalah bagian bumi berupa “batuan yang sangat luas”, sementara “tektonik” berasal dari bahasa latin yang berarti “membangun”,, jika kedua kata tersebut digabungkan, maka “tektonik lempeng” berarti permukaan bumi yang tersusun atas beberapa lempeng yang saling bergerak.
    Data  yang mendukung teori Lempeng Tektonik:
    1.  Tepi benua amerika Selatan dan Afrika Barat yang nyaris sama
    2.  Litologi (jenis batuan), fosil dan struktur batuan yang sama di Amerika, Afrika dan lainnya sebelum jaman Mezosoikum ( sekitar 200 juta tahun yang lalu)
    3.  “Pemekaran dasar laut”  (sea-floor spreading) dan orientasi magnit pada batuan (polar wander)
    4. Pergerakan benua dan laut, yang  tetap terjadi hingga kini.
    Tepi benua Afrika dan Amerika yang hampir sama
    naaaahh,, sekarang coba lihat gambar dibawah ini…
    Tektonik indonesia
    dari gambar diatas (tektonik indonesia), kita bisa lihat bahwa papua termasuk kedalam warna merah,, warna merah tersebut adalah lempeng indo-australia,, jadi, kita sepakat bahwa pulau papua merupakan bagian dari lempeng indo-australia (warna merah) dan bukan bagian dari lempeng eurasia (warna hijau).
    naah,, sekarang kita terbaaang lagi semakin tinggi, sehingga bisa melihat bumi kita secara utuh, dan juga cerita perjalanan bumi dari masa ke masa… lihat gambar dibawah ini
    sejarah perkembangan bumi (klik gambar untuk memperbesar)
    dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa pada 200 juta tahun yang lalu, bumi hanya terdiri dari 1 benua saja, yaitu PANGEA. akibat dari revolusi dan rotasi bumi yang selalu berputar, bagian dalam dari perut bumi yang cair berguncang dan membentuk arus konveksi yang memisahkan benua pangea tersebut. sehingga pada 135 juta tahun yang lau, PANGEA pecah menjadi 2 lempeng raksasa, yaitu LAURASIA dibagian utara dan GONDWANA dibagian selatan.
    naaah,, pada perkembangannya nanti, lempeng laurasia ini akan berkembang menjadi lempeng EURASIA, dan lempeng gondwana akan berkembang menjadi lempeng afrika, amerika selatan, dan INDO-AUSTRALIA (induk dari pulau papua).
    kembali ke gambar sejarah perkembangan bumi diatas, pada 65 juta tahun yang lalu, lempeng GONDWANA pecah menjadi 5 lempeng besar, yaitu lempeng amerika selatan, afrika, india, australia, dan antartika. dari gambar bisa kita lihat bahwa benua australia mulai nakal, dan berlayar jauh ke arah timur laut dan meninggalkan teman-temannya di antartika. dan akhirnya lempeng indo-australia ini bertabrakan dengan lempeng eurasia dan pulau kecilnya yang bernama PAPUA terlepas dan bertabrakan dengan lempeng pasipik dan eurasia,,,
    Dunia telah memberikan batas negara, dan telah mengakui bahwa pulau PAPUA merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang notabene adalah negara di benua ASIA. sehingga walaupun nenek moyang mereka berasa dari afrika, akan tetapi tektonik lempeng telah memisahkan mereka dan sekarang mereka telah menjadi warga benua ASIA.
    Naaah,, jadi yg pindah itu bukan orangnya, tapi pulaunya, pindah secara perlahan-lahan, selama ratuan juta tahun sehingga orang yang ada di pulau itu pun tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya telah terpisah dari nenek moyang mereka.. :)

     *notes : statement ini hanya asumsi penulis yang bersifat sangat spekluatif, tanpa melakukan penelitian apapun, hanya ide yang muncul di kamar mandi aja gan, hehe.. Penelitian yang sudah dilakukan untuk menunjang teori tektonik ini adalah penemuan hewan di papua yang identik dengan hewan di australia. Lalu, manusia di papua sendiri jg mirip kok sama suku aboringin nya australia, jadi????
    By : Demi Nawipa (Geo.07 UNIPA)

    Kami akan terus menari-nari dengan pena untuk mengatakan "Papua Merdeka" .

    MALANG. TIMIPOTU NEWS. Kami akan terus menari-nari dengan pena untuk mengatakan apa yang kami lihat, apa yang kami rasakan, apa yang kami dengar dan kami akan tetap mengungkapkan apa yang disembunyikan oleh para penguasa di bumi Papua. Ijinkanlah tangan kami terus menulis dan kiranya tulisan-tulisan dalam buletin AMP-GP3PB ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.

    Kata-kata perjuangan yang berkobar-kobar di panggung memang akan menerobos dan mendatangkan revolusi, tetapi yang paling ampuh adalah tulisan ITULAH yang mendatangkan revolusi. 

    Biarknalah Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) - Gerakan Pembebasan Perempuan Papua Barat (GP3PB) itu dijadikan sebagai tempat menari-nari untuk menyatakan kebanaran sejarah sang bintang kejora dan untuk menyukir nyanyian kemerdekaan bangsa papua barat (melanesian).

    Jadikanlah jari tangan Mahasiswa untuk menulis demi rakyat dan bangsa, dan biarkanlah pikiran manusia itu di tuangkan dalam kertas demi perubahan bangsa Melanesia. (Mote-Bidaipouga)


    Reporter Of Timipotu News

    Int. Bidaipouga Mote
    Editing By KBK Papua

    PMNews Online, WPNews Online


    WPNews Online




    INFO PAPUA : Awareness : Demo & Protest


    PERTH – Free West Papua Campaign base in Perth, Western Australia calls Indonesian government for immediate release of French journalists Thomas Dandois and Valentine Bourrat who were arrested by the Indonesian police for being in West Papua.


    INFO PAPUA : West Papua News


    YOGYAKARTA – The Alliance Student of West Papua (AMP-International) and AMP consulate Yogyakarta held a protest to free the French journalists Thomas Dandois and Valentine Bourrat who have been detained by Indonesian police since (06/08/2014) this month in West Papua.
    Aug 26, 2014, 10:35 War on Terror : State Terrorism


    SORONG – Martinus Yohamme a Chairman of the KNPB in Sorong has been found dead who was missing two days ago. He was kidnapped and murdered by Indonesian special security force.
    Aug 26, 2014, 10:19 War on Terror : Indo Militia
    Missing chairman of KNPB is murderd by Indonesia
    It brings us grief to learn that Martinus Yohamme, the KNPB Chairman in Sorong who two days ago we reported was missing, has been found dead after suspected members of the Indonesian security forces kidnapped and murdered him. Visit Website ]


    INFO PAPUA : West Papua News

    AUSTRALIA – Free West Papua Campaign member base in Perth, Australia playing music and singing a song to raising awareness about Indonesia illegal occupation and genocide in West Papua on the street with his greatest talent trough the music last week in Australia.





    SORONG - West Papuan National Commitee (KNPB) Sorong region leader has been kidnapped by Indonesian Special Forces, simply for speaking out against the Indonesian occupation of his country.
    Martinus Yohame, the West Papua National Committee [KNPB] Chairman in Sorong, went missing on 20th August after holding a press conference he day before, where he and other members of the KNPB condemned the Indonesian occupation of West Papua.



    INFO PAPUA : West Papua News


    LONDON – Free West Papua Campaign UK, with British Friend’s, Kanaky Friend, Papua New Guinean Friend join protested in London yesterday to REJECT the "New York Agreement 1962" as well as we are demanding to the Indonesia government to RELEASE two France journalists, Thomas Dandois and Valentine Bourrat immediately, in custody Jayapura, West Papua.


    INFO PAPUA : West Papua News


    NETHERLANDS – Free West Papua Campaign Netherlands protested in The Hague, Netherlands yesterday to REJECT the "New York Agreement" which illegally handed West Papua to Indonesia on 15th August 1962 without consultation from any Papuan.


    INFO PAPUA : West Papua News


    PERTH Western Australia - Free West Papua Campaign Perth Australia holds a demonstration outside the US Embassy to asking the US government involvement on the “New York Agreement 1962” whereas USA sell out West Papua to Indonesia because Freeport interest (one of second biggest gold mining company own by USA government), on Friday, 15th August 2014 yesterday, in Perth City, Western Australia.

    INFO PAPUA : West Papua News

    AUSTRALIA - Free West Papua campaign, Tasmania, Australia join protest of injustice had been done by America, Netherlands and Indonesia whereas sold West Papua to second colony which the Indonesia colonial.


    INFO PAPUA : West Papua News


    YOGYAKARTA – AMP International protest on 15 August, 2014 remembering DAY of BETRAYAL for people of West Papua by America, Netherlands, and Indonesia made agreement is called “New York Agreement 1962 without any West Papuan. AMP International base in Yogyakarta, Indonesia reject and refuse the “New York Agreement 1962”, because It was under heavy surveillance from Indonesian intelligence and police, who regularly abduct and torture West Papuan activists, people defiantly protested to reject the New York agreement.
    Aug 16, 2014, 05:15

    INFO PAPUA : West Papua News


    MERAUKE – KNPB and West Papua Parliament Merauke Regency (PRD) Protest today 15 August, 2014, in Merauke, West Papua. West Papuan people of Merauke reject and refuse the New York Agreement 1962. Under heavy surveillance from Indonesian intelligence and police, who regularly abduct and torture West Papuan activists, people defiantly protested to reject the New York agreement.


    INFO PAPUA : West Papua News


    PORT NUMBAY – KNPB and GEMPAR protested to reject of the “New York Agreement 1962” in front of the University, where Indonesian police arrested 10 and detained them. Deputy Head of Jayapura police Kiki Kurnia forces dispersed a peaceful protest of Papuan students join together with KNPB and (Gempar) on Friday (15/08/2014) in Jayapura.


    INFO PAPUA : West Papua News


    SURABAYA – AMP Consulate Surabaya protested “New York Agreement 15th August 1962” was ILLEGAL and we condemns America, Netherlands sold out West Papua to the second colonial which Indonesia. Therefore, the Alliance Student of West Papua (AMP International) consulate Surabaya demanding to the international communities, “Self-determination is the solution for West Papua. The protest took place in Surabaya, East Java province in Indonesia.


    INFO PAPUA : West Papua News


    MANADO – West Papuan Students who is studied in North Sulawesi (Manado) protested outside of Parliament building on August 15th 2014 in North Sulawesi, and have a peaceful protested to commemorating the New York Agreement were made between the United States, the Netherlands, the United Nations, and Indonesia with a hidden agenda to rob the natural resources (business interest first places) of Papua and wipe out Black Melanesian race. That agreement was the beginning of the bloodshed and human rights violations in West Papua.

    Karya Tulis Ilimiah : Masuknya Papua Barat Ke NKRI Dan Lahirnya Gerakan-Gerakan Perlawanan

    KARYA TULIS ILMIAH
    MASUKNYA PAPUA BARAT KE NKRI & LAHIRNYA GERAKAN-GERAKAN PERLAWANAN
    (Sebuah Tinjauan Realita Sosial Penduduk Penduduk Pribumi Papua)



    DISUSUN OLEH :
    SAMUEL ROHROHMANA
    06.132.1673

    JURUSAN SOSIOLOGI
    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
    UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA
    2012

    I.    Pendahluan

    A.   Latar Belakang Masalah
    Menurut J. Ottow (1998: 29-30), konflik Papua bermula dari deklarasi wilayah Papua Barat oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia pada bulan maret 1962, lewat suatu perundingan antara Belanda dan Indonesia atas perantaraan Amerika Serikat yang diwakili oleh Ellswort Bunker dihutland Washington. Perundindingan awal tidak menghasilkan keputusan disebabkan diPapua terjadi ketengangan persinjataan antara negara pencetus konflik yaitu Belanda dan Indonesia. Akhirnya dilanjutkan pada bulan juli 1962 oleh kedua negara itu dan berakhir dibulan agustus, serta menghasilkan sebuah keputusan yang dikenal dengan nama “perjanjian New York” atau New York Agreement tanggal 15-agustus 1969. 

    Ketika pulau penghuni orang-orang berkulit hitam dan berambut keriting atau “PapuaMelanesia” diserap masuk kedalam wilayah NKRI wilayah ini dipenuhi dengan kekerasan dan, kekuasaan diktatorial rezim penguasa yang sampai saat ini masih bercokol. Presiden pertama RI “Suekarno Hatta” merebut wilayah Papua Barat dengan Tri Komando Rakyat “ Trikora” yang saat itu didominasi pihak bersinjata atau militer Indonesia dari berbagai satuan.
     Pada bulan maret 1962 wilayah Papua Barat resmi menjadi anak asuh NKRI berbagai upaya untuk memasukan wilayah yang penuh SDA ini berakhir dipuncak dengan tragis, yakni ; mekanisme memasukan wilayah Papua Barat kedalam NKRI dengan cara yang cukup administratif. Namun nyatanya proses menuju pelaksanaan plebisit “PEPERA” dilakukan berdasarkan keinginan Jakarta. Setelah berhasil menyingkirkan kelompok-kelompok oposisi yang dianggap berbahaya, dicurigai simpatisan OPM yang sangat vocal menyampaikan aspirasi untuk merdeka ditangkap. Pembentukan dewan musyawarah (DMP) dibentuk sepihak tanpa sebuah kordinasi dan transparansi yang layak. Brigjen Ali Murtopo mendoktrin tokoh-tokoh Papua yang dianggap kritis dengan kalimat “ jakarta sama sekali tidak tertarik dengan orang Papua, akan tetapi jakarta tertarik dengan wilayah Papua. Jadi orang Papua ingin merdeka sebaiknya rakyat Papua minta kepada Allah agar diberikan tempat disalah satu pulau disamudra pasifik, atau menyuratilah kepada Amerika serikat untuk mencari tempat dibulan”. Walaupun M Hatta megakui bahwa orang Papua adalah ras melanesia yang berbeda dengan penduduk wilayah Indonesia lain, beliau menegaskan mestinya diberi ruang untuk mereka menyatakan sikap mereka menjadi sebuah negara yang merdeka.

    Setelah mencermati dan menimbang bahwa proses pepera akan dimenangkan maka tepat tanggal 14, juni 1969 penentuan pendapat rakyat “PEPERA” dilakukan pertama kali di Meraoke, dan berakhir diJayapura tanggal 2, agustus 1969. Dewan Musyawarah Papua "DMP" yang memiliki hak suara dibatisi pada hal penduduk asli Papua pada tahun 1960 - 1970 ± 700.000 jiwa, namun hanya diberi 1026 DMP yang memiliki hak memilih, mereka yang memiliki hak memilihpun diberikan opsi “ Merdeka bersama NKRI atau Merdeka bersama Papua akan tetapi mati” yang sesungguhnya adalah satu jiwa satu suara (one soul, one vote ), meskipun demikian akan ada kosekuensi yang ditanggung oleh mereka yang menentang keinginan Jakarta. Pada akhirnya proses pelaksanaan plebisit mutlak dimenangkan pihak Jakarta, semangat patriotisme dan rasa nasionalisme bangsa untuk merdeka sendiri harus takluk dan ada dalam bayang-bayang ketakutakan dalam dekade cukup lama, sikap-sikap kekritisan dideteksi lalu kemudian diberi lampu merah agar tidak melanggar. Peluang bersuara, berserikat serta dengan bebas menyampaikan keinginan dimuka umum benar-benar mati kutu, ketika rezim orba masih berjaya masyarakat pribumi Papua dikontrol dari propinsi sampai kampung atau dari pangdam sampai babinsa. Jika ditemui orang Papua yang bermimpi tentang nama Papua atau terang-terangan menyebut nama Papua dan Bintang Kejora tentu dijemput lalu pulang nama.

    Banyak sumber menilai “OPM” adalah lebel separatis ada sumber lain juga yang mengatakan OPM adalah GPK “ Gerakan Pengacau Keamanan” bagi orang Papua sendiri menilai bahwa, sebutan separatis dan GPK adalah bentukan Jakarta. Secara obyektif OPM adalah “ Gerakan perlawanan murni yang lahir dari keresahan dan rasa dendam orang-orang pribumi Papua, ketika menyaksikan istri dan anak-anak gadis diperkosa, keluarga dibunuh, saudara ditangkap tanpa alasan yang cukup relevan. Menurut pengertiannya OPM adalah kependekan dari “Organisasi Papua Merdeka” jadi berdasarkan subtansinya pengertian ini tidak dapat dikebiri menjadi pengertian yang dangkal seperti beberapa suber diatas, OPM lahir atas azas yang luhur namun sulit dipastikan gerakan ini berdiri sejak kapan. 

    Pasca reformasi mei 1998 yang berhasil menglengserkan pemimpin rezim orde baru (ORBA) dari tahta kekuasaanya, ± 32 tahun memimpin NKRI. Berkat reformasi organisasi atau kelompok-kelompok  yang sedikit tidak puas dengan kebijakan ataupun sistem bermunculan dan kian bercokol didataran West Papua, organisasi dan gerakan-gerakan perlawanan tumbuh seperti jamur yang bersemi dimusim hujan, dibawah naungan Mahasiswa-mahasiswa Papua yang menunjukan eksistensi kekritisannya dengan mendirikan kelompok-kelompok gerakan,  misalkan beberapa dibawa ini, yakni : (FNMPP) Front Nasional Mahasiswa Pemuda Papua, (AMP)  Aliansi Mahasiswa Papua, (KNPB) Komite Nasional Papua Barat, (GANJA) Gerakan Nasional Anti Penjajahan
    Dan organisasi-organisasi berpayung hukum dan politik bertaraf internasional untuk Papua juga telah bermunculan dibeberapa negara besar, sebagai alat propaganda untuk berkampanye isu-isu Papua Merdeka. beberapa lembaga yang bertaraf internasional terus mengkampanyekan masalah-masalah pelanggaram HAM dan atas penyelewengan sejarah yang terjadi dibumi Papua masa lalu, maka hadirlah (ILWP) International Lawyers West Papua (IPWP) International Parliamentarians For West Papua , dan (WPNCB) West Papua National Cordination Body                        

    B.    Pembahasan
    Pada dasarnya Negara kesatuan Republik Indonesia menganut paham negara demokratis, menurut kamus bahasa Indonesia demokrasi adalah kerakyatan; pemerintahan atas azas kerakyatan. Sedangkan definisi dari demokratis sendiri dapat dilihat dari dua buah tinjauan, yaitu tinjauan bahasa (etimologis) dan tinjauan istilah (terminologis). Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan “cratein” atau“cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
    Sedangkan secara istilah, arti demokrasi diungkapkan oleh beberapa ahli yaitu:
    a. Joseph A. Schmeter mengungkapkan bahwa demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik di mana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat;                                                                                                            
    b. Sidnet Hook berpendapat bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa;                                                                                                                     
    c. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl menyatakan bahwa demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka yang telah terpilih;                                                                                        
     d. Sedangkan Henry B. Mayo menyatakan bahwa demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. Affan Gaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk, yaitu pemaknaan secara normatif (demokrasi normatif) dan empirik (demokrasi empirik). Demokrasi normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah negara. Sedangkan demokrasi empirik adalah demokrasi yang perwujudannya telah ada pada dunia politik praktis. Demokrasi empirik dianggap diterima oleh masyarakat karena dirasakan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat selama ini.

    Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk menilai kebijakan negara, karena kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Dengan demikian negara yang menganut sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada di tangan rakyat.

    Dari uraian latar belakang masalah diatas bahwa, dengan sendirinya NKRI telah mencedarai undang-undang dasar tahun 1945 no. 39 tahun 1999 tentang HAK ASASI MANUSIA (HAM) yaitu : (a). bahwa manusia, sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh pencipta-Nya dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungannya. (b). Bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgem, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun; (c). bahwa selain hak asasi manusia, manusia juga mempunyai kewajiban dasar antara manusia yang satu terhadap yang lain dan terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (d). bahwa bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta berbagai instrumen yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia; serta, (e). Disamping itu Indonesia merupakan anggota resmi PBB dan mengakui  Instrumen Hak Asasi Manusia Internasional. Instrumen yang terdapat dalam undang-undang Roma yang menjadi landasan instrumen Hak Asasi Manusia yang diadopsi Indonesia, adalah :                                                                                 
    (a). Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, menjadi  (UU    
          no. 11 tahun 2005
    (b). Konvenan Internasional Hak-hak Sosial dan Politik, menjadi (UU No.  
          12 tahun 2005)
    (c). konvensi Internasional Penghapus Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, menjadi
          (UU No. 29 tahun 1999)
    (d). Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi Terhadap Perempuan,
          menjadi (UU No. 7 tahun 1984)
    (e). Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan Terhadap Perempuan, menjadi
          (UU no. 5 tahun 1999)
    (f). Konvensi Hak-hak Anak, menjadi ( Keppres No. 36 tahun 2000)

    C. Kesimpulan
    Berdasarkan uraian dan latar belakang sejarah, orang Papua sendiri tidak mengakui bahwa mereka adalah bagian integral NKRI, hal ini merupakan pengakuan (defacto). tetapi Secara (dejure) wilayah Papua Barat telah menjadi bagian integral yang utuh tidak dapat dipisah-pisahkan bagaimanapun dan dalam keadaan apapun, demikianlah komentar orang nomor satu direpublik Indonesia. Dalam sela-sela pertemuan KTT ASEAN Nusa Dua Bali SBY agustus 2011 lalu, mempunyai pertemuan penting terkait West Papua pun tercipta dengan orang nomor wahit Amerika serikat presiden Barack Obama sama-sama sepakat untuk mensejahtrakan orang Papua dengan Otsus jilit dua bahasa trand-nya adalah UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat. UP4B merupakan impres No 5 tahun 2008 yang puncaknya ketika KTT ASEAN Nusa Dua Bali tahun 2011, SBY menyedorkan proposal UP4B dengan dalih memperbaiki orang Papua dari kemiskinan, ketidaksejahtraan, dan kebodohan yang melembaga itu. Dari sinilah dapat menarik benang merah bahwa SBY atau pemimpin siapapun yang merebut kursi nomor satu pada republik Indonesia ini, siap melakukan apapun asalkan Papua tetap ada dalam cengkraman integral NKRI. 

    pasca kongres II tahun 2000 terbentuk team seratus yang dipercayakan rakyat saat itu untuk mengawal aspirasi rakyat Papua dengan isi tuntutannya adalah; meminta Pemerintah Pusat memberikan ruang demokrasi untuk rakyat Papua menentukan nasib mereka sebagai sebuah bangsa yang merdeka. saat itu adalah Prof. Dr. Ir. Bahharudin Jusuf Habibie, yang menjabat sebagai presiden RI. Yang kemudian pemerintah pusat menjawabnya dengan UU No. 21. tahun 2001 tentang Otonomi Khusus. Kongres Papua III hasilnya atau jawabanya adalah UP4B, orang Papua minta merdeka pemerintah pusat punya banyak cara untuk Papua tetap tinggal dalam NKRI.

    sikap tidak puas inilah yang terus menghantui benak putra-putri Papua dan selalu menentang sistem negara ini dengan berbagai gerak-gerakan perlawanan yang sempat diuraikan diatas. Masalah integral masuknya Papua Barat ke NKRI ini akan selalu menjadi hantu dalam mimpi orang Papua yang kian waktu menghantuinya, Papua akan aman dan Jakarta akan nyaman solusinya hanya satu Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan arif dan bijaksana menyerahkan dan mengakui, pembentukan New Nugea Rad dalam mempersiapkan kebutuhan menjadi sebuah negara misalkan : Menetapkan lagu Hai Tanahku Papua (menjadi lagu Kebangsaan), Menetapkan burung Mambruk (menjadi Lambang Negara), Menetapkan Bintang Fajar yang sekarang dikenal Bintang Kejora (menjadi Bendera Kebangsaan). Maka secara politik Papua tengah mempersiapkan diri menjadi bakal calon sebuah negara, namun lagi-lagi segala upaya-upaya harus kandas atas suksesnya TRI KORA diatas tanah Papua dan segalanya telah bungkam sampai saat ini.


    D.   Daftar Pustaka
    a.    refrensi
    1.   Aliansi Mahasiswa Papua & PBHI, Berburu Keadilan diPapua, P_ Idea, Yogyakarta, 2006
    2.   Sendius Wonda, SH. M.Si, Jeritan Bangsa, Penerbit Galangpress, yogyakarta, 2009
    3.   Pius A Partanto & M. Dahlan Albarry, Kamus Ilmiah Populer, Arkola, Surabaya, 2001
    6.   http://suaraperempuanpapua.org
    7.   UUD No. 39 tentang HAM tahun 1999, didownload
    8.   Instrumen Hak Asasi Manusia Internasional, didownload
       b.   Wawancara via telp dengan kawan-kawan
    1.    AMP
    2.    FNMPP
    3.    Bpk S. Mambor


     Curriculum Vitae :
      


    Samuel Rohrohmana

    I. Data Peribadi :
    Tempat tanggal lahir : Fakfak, 16 oktober 1985
    Jenis kelamin  : Laki-laki 
    Status            : Belum menikah 
    Agama           : K. Protestan
    Alamat           : Jl. Wijaya GK IV/ 605 timoho- Yogyakarta
    Hp                 : 082135211723
    Email             : samuel.rohrohmana@ymail.com


     II. Pengalaman Kerja
    1.   Tahun 2007 - 2008, pernah menjadi relawan Masyarakat Fakfak Anti
    Korupsi
    2.   Tahun 2007 menjadi ketua panitia Reorganisasi Paguyuban Keluarga 
    Mahasiswa  Fakfak      Papua Se D.I.Y
    3.   Tahun 2010 diangkat menjadi pemimpin sidang Rapat Umum Anggota
    pada organisasi Paguyuban Keluarga Mahasiswa Fakfak Se D.I.Y
    4.   Tahun 2011 menjadi panitia penyambutan kunjungan peserta Konfrensi
    Asia - Afrika di  Universitas Widya Mataram 
    5. Tahun 2011 ditunjuk menjadi MC memandu acara natal mahasiswa  Fakfak
    Se - Jawa - Bali

    III. Pengalaman Organisasi 
         1. Tahun 2006 - 2008 terikat dalam anggota Serikat Mahasiswa Indonesia
         2.Tahun 2010 bekerja di Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua
         3. Tahun 2012 aktif di Aliansi Mahasiswa Papua cabang Yogyak
     
     photo bendera-bintang-kejora-dan-cewek-bule-jpg1_zps4a30c64f.jpg
     photo SALAMPEMBEBASANDANREVOLUSI_zpsbdffla8q.gif