photo fgr_zpsa263fa65.gif

Headlines News :

 photo vanuatu_zpsed2b2tvn.jpg
Marilah Berjuang Dengan Sunguh-Sunguh Dan Serius, Setia, Jujur, Bijaksana, Aktif Serta Kontinuitas. Diberdayakan oleh Blogger.
     photo aktifmenulis_zps397205a9.jpg

    ★★★Berita Duka ★★★

     photo Banner2_zps5035c662.jpg

    ★★★Radar Malang★★★

    Tampilkan postingan dengan label Biografi. Tampilkan semua postingan
    Tampilkan postingan dengan label Biografi. Tampilkan semua postingan

    Selamat Jalan Kawan Rinto Kogoya

    Selamat Jalan Kawan Rinto Kogoya

    Hati tak bersuara bagai beban semakin hangat
    Air mata mengalir bagai mengalirkan darah
    Seraya dunia dalam hening
    Hari yang Kau (Tuhan) janjikan pun tiba
    Tanpa simponi dan suara bagai angin
    Yang datang menyambar badan menusuk di sanubari ini

    Ohh Tuhan…!

    Apakah ini kenyataan yang terjadi untuk kami bangsa West Papua?
    Apakah ini yang Kau berikan dengan tidak memberikan sapaan-Mu?
    Tuhan, kami tidak sanggup kehilangan Figur pejuang ini
    Kami tidak sanggup menerima kenyataan ini
    Hari itu, tepat tanggal 8 Maret 2015
    Kami dengan kecewa mendengar kabar yang menyakitkan
    Kami kehilangan Figur pejuang Papua Merdeka
    Comrade Rinto Kogoya

    Sungguh!

    Hari ini, bangsa-Mu menangis akan keadilan-Mu
    Bangsa-Mu rindu akan kemerdekaan bagi bangsa West Papua
    Mengapa harus kau ambil lagi Figur ini?
    Mengapa harus seperti ini lagi?
    Kami terus ditindas dan dimarginalkan
    Oleh bangsa Kolonial ini
    Bangsa yang tidak mencintai hidup damai bagi bangsa West Papua

    Ohh Tuhan!

    Air mata terus mengalir bagai air yang mengalirkan darah
    Air mata ini mengalir menyimpan luka dan sukma yang dalam
    Kami sadar dan kami mengerti
    Bahwa hidup ini akan berjalan sama seperti anugerah-Mu yang ilahi

    Sungguh!

    Bagimu Comrade Rinto Kogoya
    Kau adalah pahlawan bagi kami
    Kau adalah senjata bagi pembebasan bangsa West Papua
    Demi figur-figur baru yang akan bangkit
    Melawan kemelaratan bangsa West Papua

    Selamat jalan Comrade Rinto Kogoya!


     

    From your friend
    Papuan Student Alliance Committee of Malang



    CAMRAD RINTO KOGOYA REVOLUSIONER SEJATI DI BARISAN AMP-GP3PB

    HAI...; CAMRAD RINTO KOGOYA ENGKAULAH REVOLUSIONER SEJATI KAMI DI BARISAN AMP-GP3PB
    'HAI...; CAMRAD RINTO KOGOYA ENGKAULAH REVOLUSIONER SEJATI KAMI DI BARISAN AMP-GP3PB
 
Engkau membangkitkan generasi muda di barisan AMP untuk berjuang
demi bangsa dan negara n massa depan anak cucu kami bangsa West Papua

Engkaulah pengarah untuk menuju kemerdekaan Bangsa West Papua
Engkau pula perintis jalan menuju kemerdekaan Bangsa West Papua
Engkau adalah pejuang sejati di barisan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP)

Namun berita itu kudengar, duka yang hadir Rubahkan semua suasana, Tak menyangka tapi takdir berkata lain Hening sesaat tak ada kata untuk wakili setiap kesedihan dihati Kepergianmu terasa begitu cepat, kepergianmu terasa belumlah saatnya

Terkenang raut wajahmu kawan, dalam setiap aksi dijalanan
Kau bagian dari kumpulan yang setia digaris ini menuntut pada penjajah untuk kedaulatan bangsamu Masih kami ingat saat itu. Akan tetapi kami setia bangkit untuk melawan klonial Indonesia ini Agar kami menuju kemerdekaan Bangsa dan Tanah West Papua

O…h     CAMRAD RINTO KOGOYA

Kami slalu dan slalu terbayang wajah-Mu
Kapan-pun  Dimana pun kami berada
Dimanakah tuturan kata-Mu

Kapankah Engkau tuturkan kata untuk melawan klonial
Karena Engkaulah Pahlawan Sejati Bagi Bangsa Papua

Dimana-kah konsep pemikiran ganteng seperti diri-Mu, RINTO KOGOYA.
Kami telah dicamkan Nama-Mu di agenda perjuangan West Papua Barat
Karena Engkaulah Pahlawan West Papua    

Ada kebersamaan tercipta harmoni, walau kadang ada juga
perdebatan Kini semua tinggal kenangan, kami yang tersisa akan terus
melanjutkan perjuanganmu. Setiap cerita baik tentangmu jadi inspirasi dan motivasi. Selamat Jalan Camrad Rinto Kogoya, Kawan Lama di Aliansi Mahasiswa Papua Semangat Perjuangan Tetap Kami Lanjutkan Hingga Kebebasan Tercapai. TUHAN Kami Tititipkan Kawan Seperjuangan CAMRAD RINTO KOGOYA di sisimu, Ampunilah Segala Dosanya, Seperti dia juga mengampuni orang-orang yang bersalah padanya. Semoga Bapak yang ada dalam Kerajaan Sorga Menerima di sisinya. AMIN !  

The Watikam Crew X1414 LA PAGO'
    Engkau membangkitkan generasi muda di barisan AMP untuk berjuang
    demi bangsa dan negara n massa depan anak cucu kami bangsa West Papua
    Engkaulah pengarah untuk menuju kemerdekaan Bangsa West Papua
    Engkau pula perintis jalan menuju kemerdekaan Bangsa West Papua
    Engkau adalah pejuang sejati di barisan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP)
    Namun berita itu kudengar, duka yang hadir Rubahkan semua suasana, Tak menyangka tapi takdir berkata lain Hening sesaat tak ada kata untuk wakili setiap kesedihan dihati Kepergianmu terasa begitu cepat, kepergianmu terasa belumlah saatnya

    Terkenang raut wajahmu kawan, dalam setiap aksi dijalanan
    Kau bagian dari kumpulan yang setia digaris ini menuntut pada penjajah untuk kedaulatan bangsamu Masih kami ingat saat itu. Akan tetapi kami setia bangkit untuk melawan klonial Indonesia ini Agar kami menuju kemerdekaan Bangsa dan Tanah West Papua.

    O…h ..CAMRAD RINTO KOGOYA

    Kami slalu dan slalu terbayang wajah-Mu
    Kapan-pun Dimana pun kami berada
    Dimanakah tuturan kata-Mu
    Kapankah Engkau tuturkan kata untuk melawan klonial
    Karena Engkaulah Pahlawan Sejati Bagi Bangsa Papua
    Dimana-kah konsep pemikiran ganteng seperti diri-Mu, RINTO KOGOYA.
    Kami telah dicamkan Nama-Mu di agenda perjuangan West Papua Barat

    Karena Engkaulah Pahlawan West Papua
    Ada kebersamaan tercipta harmoni, walau kadang ada juga
    perdebatan Kini semua tinggal kenangan, kami yang tersisa akan terus
    melanjutkan perjuanganmu. Setiap cerita baik tentangmu jadi inspirasi dan motivasi. Selamat Jalan Camrad Rinto Kogoya, Kawan Lama di Aliansi Mahasiswa Papua Semangat Perjuangan Tetap Kami Lanjutkan Hingga Kebebasan Tercapai. TUHAN Kami Tititipkan Kawan Seperjuangan CAMRAD RINTO KOGOYA di sisimu, Ampunilah Segala Dosanya, Seperti dia juga mengampuni orang-orang yang bersalah padanya. Semoga Bapak yang ada dalam Kerajaan Sorga Menerima di sisinya. AMIN !


    The X1414 Group

    Peradaban Tanah Pulau Papua, Alam Papua, Rakyat Papua Berbicara

    Gus Dur, Bapak Orang Papua
    Oleh : Frans Tomoki K | KabarIndonesia

    KabarIndonesia - Thaha Al-Hamid, Sekretaris Jenderal Presidium Dewan Papua (PDP) itu tidak dapat menahan haru ketika berbicara mengenai sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dengan terbata-bata dan mata memerah dia mengambil tisu di atas meja dan menyeka air matanya. Thaha menganggap, Gus Dur sangat paham akan jati diri orang asli Papua. Selama bergaul dengan Thaha, ketika dia menjadi sekretaris saya di Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI/HMI) Cabang Jayapura, 1978-1979 dan 1979-1980, saya menilai Thaha adalah orang yang berprinsip, berani dan tegar. Orangnya sederhana, dan rendah hati. Oleh karena itu ketika saya melihat Thaha menitikkan air mata yang diliput oleh salah satu stasiun televisi nasional, saya pun tersentak untuk menulis.

    Thaha yang tegar itu larut dalam suasana ketika menceriterakan kunjungan Gus Dur sebagai seorang Presiden RI ketika dia dan kawan-kawan ditahan. Pada kunjungannya di tahun 2000, Gus Dur sempat mengunjungi para anggota PDP di tahanan yang saat itu ditahan atas tuduhan makar. Beliau minta ke Kepala Kepolisian Daerah Papua yang waktu itu dijabat Pak Wenas.

    "Lalu Gus Dur katakan, saya harus ketemu ke lima orang PDP, Theys dan kawan-kawan. Hubungan Gus Dur dengan Theys luar biasa sekali. Terus pada kunjungannya di tahun 2006, Gus Dur juga sempat minta pemerintah Indonesia agar almarhum Ketua PDP, Theys Hiyo Eluay dinobatkan sebagai pahlawan nasional,” ujar Thaha.

    Theys, nama lengkapnya adalah Theys Hiyo Eluay. Dia tewas saat berumur 64 tahun, tepat pada Hari Pahlawan 10 November 2001, setelah menghadiri upacara Hari Pahlawan yang diselenggarakan Pemerintah Daerah (Pemda) Irian Jaya di Jayapura. Sepulangnya menghadiri Hari Pahlawan itu menuju rumahnya di Jalan Bestirpos 5, Sentani Kota, yang berjarak sekitar 55 km, Theys tidak pernah lagi pulang ke rumah. Setelah dicari-cari, akhirnya jenazah Theys ditemukan tertelungkup di jok mobil miliknya, jenis Toyota Kijang bernomor polisi B 8997 TO dengan wajah babak belur dan luka dipelipis, dahi dan leher. Posisi mobil nyaris masuk jurang. Mobil yang kaca depannya hancur itu, masih tertahan pada sebatang pohon. Dari kondisi jenazah, muncul dugaan, Theys dibunuh setelah diculik.

    Sebagaimana sosok Thaha Al-Hamid yang taat beragama Islam, Theys sebenarnya bukanlah tokoh oposisi. Theys adalah mantan anggota Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969. Dia sangat berjasa dalam mempertahankan masuknya Irian Jaya ke wilayah Indonesia. Bahkan pernah juga menjadi anggota DPRD Irian Jaya dari Golkar selama tiga periode. Tetapi entah apa yang melatarbelakanginya, akhirnya Theys menyebut dirinya Pemimpin Besar Dewan Papua Merdeka sekaligus menjadi Ketua Presidium Dewan Papua. Kembali ke sosok Gus Dur, Thaha menganggap bukan hanya dirinya merasa cukup dekat dengan Gus Dur, juga hampir seluruh orang Papua merasa dekat dengan Gus Dur. Misalnya, Gus Dur juga sangat dekat dengan Ketua Dewan Adat Papua dan tokoh-tokoh adat lainnya di Papua, termasuk Tom Beanal.

    "Bahkan beberapa kali jika kami sudah jarang mengunjunginya, Gus Dur akan tanya dan pasti kami datang mengunjungi beliau. Jadi silaturahmi kami dengan beliau tetap jalan, walau sudah tak menjabat presiden,” ungkapnya.

    Makna sosok Gus Dur, kata Thaha, terlalu luar biasa bagi Papua dan orang Papua. “Kita tak hanya kehilangan seorang kiai, seorang bekas presiden, dan seorang guru, tapi sebenarnya kita kehilangan kitab hidup. Sebuah kitab yang terus memberikan nasihat,” tutur Thaha mengenang sosok Gus Dur. Beberapa alasan menurut Thaha, ada beberapa alasan masyarakat di Papua tak pernah melupakan sosok Gus Dur. Misalnya, pada 31 Desember 1999, tanpa perlu berpikir panjang, Gus Dur yang saat itu sebagai Presiden Indonesia, mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua. Tentang nama ini, seperti diketahui, pada tahun 1961, Komite Nasional Papua yang pertama menetapkan nama PAPUA BARAT bagi Papua. Pada masa Pemerintahan Sementera PBB (UNTEA), digunakan dua nama, WEST NEW GUINEA/WEST IRIAN. Selanjutnya pada tanggal 1 Mei 1963, Republik Indonesia menggunakan nama IRIAN BARAT. Setelah Proklamasi kemerdekaan tanggal 1 Juli 1971, Pemerintah Revolusioner sementara Republik West Papua di Markas Victoria, menggunakan nama WEST PAPUA. Pada tahun 1973, Pemerintah Republik Indonesia telah mengubah nama menjadi IRIAN BARAT dan kemudian menjadikan IRIAN JAYA. Pada tahun 2000 nama Irian Jaya kembali menjadi Papua oleh hingga kini.

    Menurut beberara sumber, nama Papua, aslinya Papa-Ua, asal dari bahasa Maluku Utara. Maksud sebenarnya bahwa di pulau ini tidak terdapat seorang raja yang memerintah di sini sebagai seorang bapak, itulah sebabnya pulau dan penduduknya disebut demikian. Papa-Ua artinya anak piatu. Dari sekian nama yang sudah disebut, Komite Nasional Papua pada tahun 1961, memilih dan menetapkan nama PAPUA, karena rakyat di sini kelak disebut bangsa Papua dan tanah airnya Papua Barat (West Papua). Alasan memilih nama Papua, karena sesuai dengan kenyataan bahwa penduduk pulau Papua sejak nenek moyang tidak terdapat dinasti yang memerintah atau raja di sini sebagaimana yang ada dibagian bumi yang lain. Orang Papua berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Tidak ada yang dipertuan untuk disembah dan tidak ada yang diperbudak untuk diperhamba. Raja-raja yang tumbuh seperti jamur di Indonesia, adalah akibat pengaruh pedagang bangsa Hindu dan Arab di masa lampau. Inilah sebabnya, rakyat Papua mengatakan anti kolonialisme, imperialisme dan neo-kolonialisme karena nenek moyang mereka tidak pernah menyembah-nyembah kepada orang lain, baik dalam lingkungan sendiri. Mereka lahir dan tumbuh diatas tanah airnya sendiri sebagai orang merdeka.

    Berbicara mengenai nama Irian, adalah satu nama yang mengandung arti politik. Frans Kaisiepo, almarhum, orang yang pertama mengumumkan nama ini pada konperensi di Malino-Ujung Pandang pada tahun 1945, antara lain berkata:
    “Perubahan nama Papua menjadi Irian, kecuali mempunyai arti historis, juga mengandung semangat perjuangan: IRIAN artinya Ikut Republik Indonesia Anti Nederland”. (Buku PEPERA 1969 terbitan tahun 1972, hal. 107-108). Nama Irian diciptakan oleh seorang Indonesia asal Jawa bernama Soegoro, bekas buangan Digul-Atas tetapi dibebaskan sehabis Perang Dunia kedua dan pernah menjabat Direktur Sekolah Pendidikan administrasi pemerintahan di Hollandia antara tahun 1945-1946.

    Perubahan nama Irian Barat menjadi Irian Jaya, terjadi pada tahun 1973, juga mengandung arti politik. Rejim Militer Indonesia tidak menginginkan adanya pembagian Pulau Papua menjadi dua dan berambisi guna menguasai seluruhnya. Pendirian ini berdasarkan pengalaman tentang adanya dua Vietnam-Selatan dan Utara, tentang adanya dua Jerman-Barat dan Timur, dan tentang adanya dua Korea-Selatan dan Utara. Irian Jaya, Irian yang dimenangkan. Jaya, victoria atau kemenangan. Jika huruf “Y” dipotong kakinya, maka akan terbaca Irian Java alias Irian Jawa. Sumbernya bisa dilihat di http://digoel. wordpress.com tentang-nama- papua.

    Selama hidupnya, Gus Dur beberapa kali mengunjungi ke Papua, yakni pada tahun 1999 untuk berdialog langsung dengan masyarakat dan disitulah dijinkan Kongres Papua II di Jayapura, serta menjadikan Bintang Kejora sebagai symbol budaya sehingga di ijinkan untuk berkibar berdampingan dengan bendera merah putih, selanjutnya pada tahun 2000 nama Irian Jaya dikembalikan menjadi Papua dan terakhir pada 2006. Inilah sekilas catatan dimana Gus Dur mengambil hati rakyat Papua sehingga tidak heran kalau dikalangan masyarakat Papua mengatakan bapak orang Papua, seperti dirilis sebuah lagu oleh kamasan biak dengan judul Terima kasih Bapak Gus Dur atas perubahan Irian jadi Papua.   (*) 


    "PAPA-UA" - Berdiri Sama Tinggi Duduk Sama Rendah

    Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
    Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
    Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
    www.kabarindonesia.com

    Benny Wenda


    Benny Wenda
    Berpidato pada sebuah acara IPWP di Gedung Parlemen, London, Oktober 2008
    Ketua Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka, Kampanye Papua Merdeka
    Informasi pribadi
    Lahir 17 Agustus 1974
    Lembah Baliem, Papua
    Agama Kristen Protestan
    Sosial media
    Situs web www.bennywenda.org

    Benny Wenda (lahir di Lembah Baliem, Papua, 17 Agustus 1974; umur 40 tahun) merupakan tokoh separatis Papua di Inggris. Sekitar tahun 1970, Wenda muda hidup di sebuah desa pyramid di kawasan Papua Barat. Di sana, dia hidup bersama keluarga besarnya. Mereka hidup dengan bercocok tanam. Saat itu, dia merasa kehidupannya begitu tenang, "hidup damai dengan alam pegunungan." Kira-kira kalimat itulah yang dia rasakan.

    Sampai satu saat sekitar tahun 1977, ketenangan hidup mereka mulai terusik dengan masuknya pasukan militer. Saat itu, Benny Wenda mengklaim pasukan memperlakukan warga dengan keji. Benny menyebut di situsnya, salah satu dari keluarga menjadi korban hingga akhirnya meninggal dunia. Wenda mengaku kehilangan satu kakinya dalam sebuah serangan udara di Papua. Tak ada yang bisa merawatnya sampai peristiwa pilu itu berjalan 20 tahun kemudian. Saat itu, keluarganya memilih bergabung dengan NKRI.

    Kondisi demikian, harus diterima dan dihadapi Wenda. Tetapi rupanya, dia berusaha melawan pilihan orang-orang dekatnya. Singkat cerita, setelah era pemerintah Soeharto tumbang, gerakan referendum dari rakyat Papua yang menuntut pembebasan dari NKRI kembali bergelora. Dan saat itu, Benny Wenda melalui organisasi Demmak (Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka), membawa suara masyarakat Papua. Mereka menuntut pengakuan dan perlindungan adat istiadat, serta kepercayaan, masyarakat suku Papua. Mereka menolak apapun yang ditawarkan pemerintah Indonesia termasuk otonomi khusus.

    Lobi-lobi terus dia usahakan sampai akhirnya di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, pemberlakuan otonomi khusus adalah pilihan politik yang layak untuk Papua dan tak ada yang lain. Saat itu sekitar tahun 2001, ketegangan kembali terjadi di tanah Papua. Operasi militer menyebabkan ketua Presidium Dewan Papua meninggal. Wenda terus berusaha memperjuangkan kemerdekaan Papua.
    Pertentangan Wenda berbuntut serius. Dia kemudian dipenjarakan pada 6 Juni 2002 di Jayapura. Selama di tahanan, Wenda mengaku mendapatkan penyiksaan serius. Dia dituduh berbagai macam kasus, Salah satunya disebut melakukan pengerahan massa untuk membakar kantor polisi, hingga harus dihukum 25 tahun penjara.

    Kasus itu kemudian di sidang pada 24 September 2002. Wenda dan tim pembelanya menilai persidangan ini cacat hukum. Pengadilan terus berjalan, sampai pada akhirnya Wenda dikabarkan berhasil kabur dari tahanan pada 27 Oktober 2002. Dibantu aktivis kemerdekaan Papua Barat, Benny diselundupkan melintasi perbatasan ke Papua Nugini dan kemudian dibantu oleh sekelompok LSM Eropa untuk melakukan perjalanan ke Inggris di mana ia diberikan suaka politik. Dan sejak tahun 2003, Benny dan istrinya Maria serta anak-anaknya memilih menetap di Inggris. Pada tahun 2011, Pemerintah Indonesia pernah mengeluarkan Red Notice dan Surat Perintah Penangkapan Internasional untuk penangkapan Wenda karena melakukan sejumlah pembunuhan dan penembakan di Tanah Air. Wenda mengklaim, red notice itu sudah dicabut.
     
     photo bendera-bintang-kejora-dan-cewek-bule-jpg1_zps4a30c64f.jpg
     photo SALAMPEMBEBASANDANREVOLUSI_zpsbdffla8q.gif