Pengaruh Kebudayaan Luar Terhadap Generasi Papua
Oleh Alexander Gobai*)Semakin generasi muda Papua mengenal kebudayaan luar, semakin pula tidak mengenal dengan kebudayaan aslinya sendiri, kebudayaan Papua. Kebudayaan luar telah berada di atas tanah Papua selama masa penjajahan sampai pada saat ini. Kebudayaan luar boleh dikatakan kebudayaan modern. Kenyataan ini, tidak bisa di pungkiri atau tidak bisa dibatasi oleh orang lain.
Kebudayaan luar ini telah berada di Papua dan pengaruhnya sangat kuat terhadapa generasi Papua. Contoh, kita bisa melihat dalam keluarga kita. Ada yang tidak mengenal dengan bahasa aslinya (Adatnya) sendiri. Ada pula yang terpengaruh dengan cara memakai pakaian budaya luar. Kondisi ini sangat disayangkan sekali dengan kebudayaan Papua.
Kebudayaan merupakan suatu kebiasaan yang telah tercantum dalam kehidupan. Dengan demikian, kebudayaan yang kita miliki telah menjadi kodrat dan telah menjadi darah daging dalam hidup kita. Oleh karena itu, orang lain tidak bisa mengganggu gugat dengan begitu saja terhadap budaya kita yakni budaya Papua.
Kebudayaan asli Papua telah dan mulai hilang satu demi satu. Problemnya ialah mengapa generasi Papua terlalu cepat mendapatkan pengaruh dari luar khususnya kebudayaan luar. Ada beberapa faktor. Faktor keluarga, faktor pendidikan di sekolah dan juga sebagian dari anak-anak sama sekali tidak mau tahu dengan kebudayaannya sendiri. Mereka lebih lebih utamankan budaya luar. Bahasa misalnya, anak-anak muda lebih pentingkan Bahasa Indonesia dengan logat “gue dan elo”.
Salah cara untuk mengatasi hal ini ialah pertama orang tua. Maka, peran orang tua harus mengajari kebudayaan kepada anak-anak. Jangan orang tua membiarkan anak-anak begitu saja. Kedua, adalah sekolah di Papua harus memberikan ruang untuk belajar budaya Papua. Ketiga, anak-anak Papua harus sadar diri bahwa kita adalah orang Papua dan memunyai budaya sendiri. Salam budaya Papua!
*) Tamat dari SMA Adhi Luhur Nabire-Papua tahun 2012