photo fgr_zpsa263fa65.gif

Headlines News :
Home » , , , , , » Aser Wissel Gobay: Wahai Mahasiswa Papua, Bersatulah!

Aser Wissel Gobay: Wahai Mahasiswa Papua, Bersatulah!

 photo vanuatu_zpsed2b2tvn.jpg

Wahai Mahasiswa Papua, Bersatulah!

Aser Wissel Gobay*)

Komitmen pelajar dan mahasiswa Papua untuk menggali makna persatuan dan membina persatuan dirasa sangat penting. Karena akhir-akhir ini, persatuan mahasiswa Papua sebagai satu rumpun melanesia sudah mulai remuk redam. Sementara itu, bangsa Papua terus dihantui berbagai persoalan. Apa jadinya bangsa Papua, kalau mahasiswa tidak bersatu untuk menyikapi berbagai persoalan ditanah Papua. Persatuan dan kesatuan selayaknya terus kita tingkatkan tanpa melihat perbedaan suku, kabupaten, agama, jenis kelamin, dan umur atau pendidikanya, karena kita adalah satu rumpun melanesia. Minimal bersatu secara emosional”

Bersatu!

Bersatu adalah sebuah kata yang mengandung arti yang jika mau dikaji, dibahas dan dibicarakan secara gramatikal tetap mengandung arti ‘satu’. Bukan dua. Kata satu dibubuhi awalan ber, maka terbentuk kata ‘bersatu’. Bersatu berarti menjadikan satu. Kata ‘bersatu’ memang mudah diucapkan tetapi sungguh sulit diwujudnyatakan. Karena memang manusia mempunyai cara pandang, cara berpikir dan cara melakukan sesuatu yang berbeda. Selain itu, suku, agama, kepentingan dan segala macam adalah hal-hal membedakan manusia yang satu dengan manusia lain. Perbedaan itu itu secara alamiah ada pada setiap manusia, sekalipun mereka itu kembar. 

Kata bersatu dalam hal ini tidak mengandung makna semunya harus menjadi satu (sama). Manusia yang satu dengan manusia yang lain tidak harus sama. Tidak boleh dipaksakan untuk menjadi sama. Yang mau ditekankan di sini adalah lebih pada bersatu secara ideologi. Berkumpul bergabung menjadi satu, sepakat, seia sekata mengarahkan kepada satu tujuan. Tujuan yang besar, yakni berserikat untuk melihat kembali tanah air Papua. Ada apa di tanah kita. Mahasiswa Papua sebagai satu ras melainesia harus berani saling mengakui, saling menerima, saling terbuka dan yang lenbih penting adalah kita adalah agen perubah yang akan merubah bangsa Papua ke depan. 

Kamu dari Papua pantai, kamu dari Papua pengunungan, kamu dari Papua lembah. Ah… saya ini senior kok, kamu itu ade-ade. Kabupaten kita berbeda, dan tetek bengek lainnya adalah istilah kampungan. Ungkapan-ungkapan yang merusak akar persatuan. Mahasiswa menjadi terkotak-kotak. Tidak ada pengakuan secara ideologi bahwa kita adalah orang Papua. Kita bersatu melawan cara berpikir yang mencerai beraikan mahasiswa yang katanya agen perubah itu. Karena perubahan Papua tidak akan datang sendiri tanpa kita bersatu. Yang lebih penting adalah cukup berpikir “saya dari Papua” maka semua orang Papua adalah saudara sebangsaku. Mungkin yang lebih konkret dan sederhana adalah saling menyapa sebagai orang Papua. 

Bersatu yang ingin disampaikan dalam tulisan ini adalah lebih ke arah bersatu secara sosial, pentingnya persatuan masyarakat Papua dalam satu kerangka pikiran yang sangat positif untuk kepentingan dan kebaikan semuanya.
Kenapa Harus Bersatu?
Setelah adanya Pemekaran Kabupaten/Kota dan Provinsi di tanah Papua, persatuan sudah mulai tidak ada lagi dalam masyarakat Papua, khususnya mahasiswa Papua. Ada kotak-kotak. Pemecahan secara administratif berpengaruh pada pemecahan emosional orang Papua sebagai satu ras. Persatuan walaupun tidak mutlak, tetapi sampai saat ini terbukti lebih bermanfaat dan bernilai positif ketimbang perpecahan jika dipandang dalam batas-batas yang terukur dan jelas. Penulis sempat bertanya-tanya dan bingung, kenapa negara-negara Eropa yang sudah sedemikian maju, makmur dan kuat secara peradaban, ekonomi dan teknologinya masih mau bersatu dalam sebuah bentuk persatuan yang lebih besar lagi yang disebut Uni Eropa.
Setelah mempelajari sekilas ternyata dengan menyatukan diri dalam persatuan yang lebih besar itu, mereka masing-masing bisa mendapatkan sangat banyak manfaat dan penguatan terhadap negara masing-masing demi pencapaian cita-cita kehidupan kemanusiaannya yang lebih tinggi. Selain itu merupakan salah satu upaya antisipasi menghadapi persaingan globalisasi. Di sisi dunia yang lain kita juga bisa melihat adanya proses perpecahan yang terjadi seperti contohnya bekas negara Uni Soviet yang terpecah-belah sehingga tidak mempunyai kemampuan dan kekuatan seperti dulunya lagi.

Dari kedua contoh di atas (dalam skala negara dan dunia) yang berlawanan, saya mencoba untuk memberikan alasan dengan memberikan wawasan yang ada untuk membuktikan bahwa masalah persatuan adalah begitu penting dan berpengaruhnya baik terhadap sebuah komunitas maupun individunya masing-masing, yang efeknya tentu bisa sangat relatif luas dan berdampak langsung terhadap kehidupan sosial.

Setelah merenung dan memikirkan masalah ini, pada akhirnya penulis hanya mendapatkan satu kesimpulan yang sederhana di mana kunci persoalannya memang ada pada masing-masing individu orang Papua (mahasiswa). Ialah ada atau tidaknya “semangat bersatu”dalam jiwa kita masing-masing. Semangat bersatu yang dimaksud di sinipun terus terang tidak mungkin dijelaskan secara detail dan terperinci dalam tulisan ini karena sifatnya luas. Secara singkat penulis hanya dapat memberikan sedikit pandangan bahwa semangat bersatu yang dimaksudkan ini harus ditangkap dan ditafsirkan seluas-luasnya secara sangat positif dalam kerangka segala belajar untuk menatap masa depan Papua yang baru. 

Membangun Semangat Bersatu

Jika semangat bersatu adalah modal untuk bersatu maka sekarang tinggal bagaimana kita membangun dan mengembangkan semangat bersatu ini dalam diri kita (mahasiswa Papua) masing-masing. Dalam hal ini penulis hanya berusaha memberikan alasan yang bersifat mendukung ke arah pengembangan dan membangun semangat kita untuk bersatu. Pertama, kekuatan untuk mencapai tujuan yang lebih besar/tinggi akan mengumpul dan lebih solid sehingga tujuan akan lebih mudah tercapai. Secara individu akan sulit tercapai. Kedua, menyatukan dan menyamakan visi dan tujuan agar tidak terjadi pergesekan dan konflik yang bisa menyebabkan perpecahan dan pertikaian. Ketiga, membentuk jaringan komunikasi dan interaksi serta saluran informasi di antara seluruh individu sehingga mendorong perkembangan masing-masing individu ke arah positif.
Ada peribahasa atau ungkapan “Lidi sebatang mudah dipatahkan, tetapi segenggam lidi tidak terpatahkan”, ungkapan tersebut mengibaratkan bahwa timbulnya suatu kekuatan yang besar adalah berasal dari berkumpul dan berintegrasinya kekuatan-kekuatan kecil yang membentuk satu kekuatan besar yang terkadang tidak berbanding lurus (kekuatan yang dihasilkan bisa lebih besar atau lebih kecil dari penjumlahan secara matematis). Jika persatuan dapat menghasilkan kekuatan berlipat maka inilah yang dimaksudkan dengan ” Sinergi “.

Tentunya dengan kekuatan berlipat dari sinergi ini akan dapat mendorong membawa persatuan tersebut lebih mudah dan cepat mencapai cita-cita dan tujuannya, yang pada akhirnya akan membawa dampak positif dan manfaat langsung pada individu-individunya juga. Apabila kita mau menang dari perjuangan kita, harapan kita, kita harus bersatu lalu melawan musuh. Kita harus membanguan ideologi pembangunan Papua dalam kerangka satu keluarga melainesia. 

Sangat memprihatinkan, di Papua hingga saat tidak ada tokoh yang dapat dicontoh. Karena ketika salah satu orang menjadi pejabat (pemimpin) jarang ada dukungan moril. Lawan politik akan mencari kesalahan untk menjatuhkan. Tidak ada dorong-mendorong untuk membangun Papua bersama. Kapan majunya kalau ada di Papua masih ada istilah kami dari pantai, kamu dari pengunungan, kamu dari lembah, dan tetek bengek lainnya. Kamu islam, kamu Kristen protestan, dan kamu kristen katolik juga akar perpecahan. Lebih aneh cara berpikir itu, masih sering terlihat dikalangan mahasiswa Jawa dan Bali. Katanya mahasiswa?. 

Mari wahai mahasiswa Papua di mana saja, kita lihat masalah persatuan ini dengan kekinian zaman. Zaman sudah berubah, kita Mahasiswa harus berubah. Kita bersatu melawan perpecahan sejak dini seraya menyatukan persepsi. Mari kita bersatu minimal secara emosional untuk menatap hari baru Papua Barat. Mari bersatu padu untuk mengancurkan tembok-tembok yang menghancurkan kita di daerah supaya di antara masyarakat kita, tidak terjadi tuntuk-menuntut, ancam-mengancam serta saling menyalahkan satu kelompok dan kelompok lainnya. Mari kita bersatu! 

Aktivis Aliansi Mahasiswa Papua (AMP)

*) Alumnus Universitas Dirgantara Indonesia, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin. 

Situs ini milik Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komute Kota Surabaya-Malang, copyright@SPM News Group Online Services dan dikelolah oleh Biro Pendidikan dan Propaganda.
Share this post :