DUKUNGAN RAKYAT PAPUA ATAS DIGELARNYA PASIFIK ISLAND FORUM (PIF)
Perayaan
Ibadah Bersama Berbagai Komponen Gerakan dan Rakyat Bangsa Papua Barat
Dalam Dukungan Pertemuan Forum Pasifik Di Negara Republik Kepulauan
Vanuatu Digelar Meria
Jayapura- AMPNews, Dalam rangka mendukung pertemuan negara-negara pasifik di Vanuatu yang
digelar tanggal 3-6, seluruh komponen rakyat bangsa papua , yang
jumlahnya berkisar 100 orang lebih, telah melakukan aksi dukungan pada
hari ini, kamis, 5 juli 2010 berupa ibadah bersama di asrama liborang,
yang diakoordinir oleh tim rekonsiliasi pemuda rakyat papua barat, dari
pukul 11.00-14.00, dengan tema “sebab ALLAH memberikan kepada kita bukan
roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan
ketertiban (2 timiotius 1:7)”.
Ibadah yang berlangsung gembira itu dipimpin langsung oleh Pdt. Jhon Barangsano.
Dalam
kotbah-kotbah yang disampaikan ham TUHAN ini, lebih kepada pentingnya
umat TUHAN harus diselamatkan. Ia pun mengatakan bahwa rakyat sudah
berani melawan untuk keselamatannya, namun pendeta yang belum menunjukan
sikap keberanian, sehingga ketika umat TUHAN dibantai, pendeta terlihat
diam dan takut. Menurutnya, hal itu harus dirubah bahwa seorang
pendeta harus berani dan mampu menyelamatkan jemaatnya. Selanjutnya
dikatakan juga bahwa negara Indonesia ini telah memberikan dua UU yakni
UU No.21 dan UU No. 32, dan ini merupakan kejahatan negara atas papua.
Hal
itu dikatakan karena penerapan UU di papua memakai dua UU yang saling
bertolak belakang. Sehingga dilain pihak, bisa mengorbankan rakyat Papua
karena tidak adanya keberpihakan terhadap orang asli papua. Makna UU
No. 21 tidak terlihat aplikasinya, sementara yang dominan dalam
pelaksanaan pemerintahan negara di daerah, lebih kepada UU No. 32.
Selain itupun, UU No. 21 yang katanya diberikan bagi propinsi papua pun
dalam pelaksanaan yakni Peraturan Pemerintah (PP) sebagai roh, itu pun
tidak diberikan kepada propinsi papua, sehingga terlihat ada upaya
manipulatif dan pembohongan negara terhadap orang papua.
Dalam
kotbahnya yang begitu panjang, Pendeta pun mengatakan bahwa, papua
membutuhkan musa yang mampu mengantar umat sampai kepada pintu
keselamatan, dan selanjutnya yosua lah yang membawa dan masuk dalam
pintu keselamatan itu. Dan kini, yosua itu adalah rakyat bangsa papua.
Ibadah
bangsa papua itu lebih kepada penyadaran bahwa betapa pentingnya
kebangkitan rakyat tuk melawan dan mendukung upaya kerja dari para
simpatisan atas masalah yang dihadapi rakyat papua seperti upaya Vanuatu
dalam pertemuan pasifik dan proses gugatan pepera nantinya.
Ibadah
berlangsung dengan penuh suka cita. Dan selanjutnya dalam ramah-tamah,
banyak sekali penyampaian dari beberapa pimpinan gerakan penyelamat
keaslian papua. Inti dari penyampaian berbagai macam komponen adalah,
keselamatan orang papua hanya ada pada orang papua itu sendiri karena
kini orang papua akan punah jika orang papua tidak bangkit dan melawan,
dan tentunya kepunaan itu justru dilakukan oleh negara Indonesia.
Dan
dalam penyampaian itu, ada seorang yang tua, yang juga adalah saksi
sejarah pun mengatakan bahwa, kami tidak perna memilih bergabung dengan
Indonesia. kami hanya dipaksa dalam peneroran dan tekanan militer. Dan
pada saat itu, kalau kami pilih papua merdeka, maka kami ditembak mati.
Selanjutnya, ia pun mengatakan bahwa, dulu di jaman kami, bicara papua
merdeka sangat tidak bisa. Kami hanya bisa bicara 2 menit, itu pun hanya
sebatas nama Papua, belum merdekanya. Karena pada saat itu pun, kalau
bicara nama Papua saja, kami dihajar dan dipukul.
Betapa kejamnya
Indonesia dan kebrobrokannya pun disampaikan bahwa Indonesia
sesungguhnya bukan manusia, karena mereka suka membantai dan membunuh
orang papua.
Kini ucapan termikasih dari rakyat papua dalam
ibadah itu disampaikan kepada Negara Vanuatu yang mendukung papua, dan
yang sedang mendorong masalah papua ke dalam pertemuan negara-negara
pasifik, negara-negara pasifik yang mau membuka diri untuk papua, 50
senator amerikan yang berkomitmen untuk menyelesaikan masalah papua,
IPWP dan ILWP yang memperjuangakn pembebasan tawanan papua, dan seluruh
simpatisan yang sedang berjuang untuk keselamatan bangsa Papua.