TPN-OPM Turun Gunung Pencitraan Gubernur Papua
Sumber: Video Siksaan Warga Sipil Puncak Jaya (Youtube) |
Video Penyiksaan Warga Sipil,
di iringi lagu Indonesia Tanah Air (Mereka), sepatu laras menerjang
dada dan kepala, dituduh sepratis, jongkok dengan kepala kebawah, rumah
dibakar, gedung gereja dibakar, itulah kisah kasih warga sipil Puncak
Jaya yang kerap mendapat bogem mentah dari penyisiran rutin satun
pengamanan pos TNI dari Nabire. Kekerasan yang menyiksakan luka psikis
dan fisik itu, terbayar dengan uang, 300 miliar lebih.
Amerika,
memang wataknya demikian. Segala persoalan diselesaikan dengan uang.
Apa yang dilakukan Gubernur Papua sama persis dengan cara kapitalis
Amerika. Cara tersebut bertentangan dengan budaya suku Lany. Yang mana
memegang teguh keinginan mereka. Saya makan ubi ya ubi, tak harus ganti
dengan beras.
Tapi, isu Papua merdeka ini punya banyak peluang untuk dijadikan sumber segala berkah; berupa karier, uang dan jabatan. Bisnis “Papua merdeka”
memang subur. Dari proyek kamtibmas, pertahanan dan keamanan, investasi
dan jabatan politik birokrasi, memang subur bila dikaitkan dengan isu
separatisme.
Lukas Enembe dan Freeport dalam Cara Mengatasi Konflik
Semasa
menjabat Bupati Puncak Jaya, orang nomor satu yang kini menduduki
jabatan provinsi Papua, mengeluarkan dana APBD setempat senilai 2
miliar, kepada aparat TNI/POLRI demi melaksanakan operasi militer.
Hasilnya, perkampungan warga dibakar, sehingga para penduduk mengungsi
ke hutan-hutan belantara di pegunungan.
Lanjut
kemudian, ada bantuan berupa sensor kayu, kapak dan sejumlah uang, yang
menurut pejabat disana untuk kelompok Goliat Tabuni. Pada pra pemilihan
gubernur Papua, ada kelompok Wenda di perbatasan PNG-RI menyerahkan
diri. Kegaduhan ini, ada dugaan sebagai upaya politisasi pelengkap
kemenangan bagi Enembe pada pertarungan politik Lokal.
Baik
Enembe maupun freeport, kerap menelorkan uang bagi tiap kepala. Namun,
momentum bayar kepala kerap menjadi tuntutan para pihak yang bertikai
(perang suku). Sekarang, pola tersebut disamakan dengan harga kepala
seorang prajurit OPM, yang bagi mereka, telah menyerahkan diri. Kasus
perang suku yang sering muncuk di daerah dimana freeport beroperasi,
sebut saja kwamki Narama/lama, selalu diselesaikan dengan bayar denda,
dan nilainya pun miliaran.
Penyelesaian Masalah era Amerika Sudah Kuno
Konflik
Papua sedari awal merupakan rancangan sekutu Amerika, Indonesia sebagai
eksekutor, tetap menerapkan cara-cara diatas. Tuntutan Papua merdeka
dibayar dengan uang otsus 50 trilyun. Ada oknum mengaku OPM turun
gunung, dibayar dengan ratusan miliar. Menyelesaikan konflik budaya
dengan uang juga.
Sementara,
belahan dunia ini, daerah koloni Amerika Serika kerap ditalangi dengan
dukungan bantuan utang luar negeri. Indonesia salah satunya. Watak
Amerika yang mengedepankan perang pendudukan secara fisik, dilanjutkan
dengan pendudukan secara ekonomi (utang luar negeri), tetap saja, cara
tersebut tidak menyelesaikan masalah. Sama dengan cara Enembe atasi OPM
di daerahnya tak akan selesaikan masalah. Begitu juga dengan
negara-negara yang didonor AS, krisis finansial menganga sampai
sekarang.