photo fgr_zpsa263fa65.gif

Headlines News :
Home » , , , » Baku Tembak di Papua “TNI/POLRI-TPN/OPM Berlomba Jadi Selebritis”

Baku Tembak di Papua “TNI/POLRI-TPN/OPM Berlomba Jadi Selebritis”

Baku Tembak di Papua “TNI/POLRI-TPN/OPM Berlomba Jadi Selebritis”

Suara damai yang kini bergulir di Papua seakan menjadi angin lalu bagi kedua belah pihak. TNI maupun Polri terus berharap perlawanan dari TPN OPM di Papua terus ada agar semangat pengriman pasukan meningkat. Begitu pula tentara Papua ( TPN ) yang merasa terganggu dengan kehadiran aparat. Konfrontasi kedua kubu seakan bikin namanya memuncak di surat kabar maupun media elektronik akhir-akhir ini. Papua damai terkubur sejenak karena Papua diliputi kekerasan yang kian tak henti. Konflik bersenjata di Papua membuat kedua belah pihak bagaikan selebriti yang terus muncul.

Saya sebut selebritis karena pendekatan senjata sama sekali tidak ada nilai positif bagi Papua. Bahkan, klaim-klaim yang sering dilancarkan sebagai asalan baku tembak sampai detik ini Papua tidak ada kemajuan kamtibmas maupun semangat perubahan yang dinantikan dari gelora kontak senjata. Justru kontak senjata hanya bikin nama dan korps kedua pihak yang kian menonjol di langit-langit konflik Papua.

TNI maupun Polisi bilang tumpas separatisme. Padahal tindakan semcam itu hanya bikin subur calon-calon separatis di Papua. Pendekatan hukum dengan pakai senjata nyatanya Papua sekarang lumpuh penanganan hukum. Kenapa demikian? Masyarakat Papua adalah penduduk kultural. Hukum positif hanya akan menuai kasus-kasus baru.
Nada sinis penolakan pendekatan kekerasan di Papua, salah satunya datang dari Pimpinan Wilayah muhamadiyah. Menurut  Irmawan Alfi, Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Papua Barat, mengatakan dengan pengiriman Aparat Keamanan (TNI/Polri) itulah yang justru telah membuat masyarakat Papua menjadi trauma. Kondisi seperti itu, malahan membuat betapa rasa nasioanlisme masyarakat Papua sudah terasa tergadaikan oleh pemerintah Republik Indonesia, ujarnya.

Selebritis Bersenjata

Pendekatan damai Papua merupakan jalan yang haram bagi para pengangkat senjata. Walaupun dari sisi jumlah personil maupun peralatan perang, beda jauh. Tapi, hal inilah yang bikin penembakan di Papua kian tak teratasi. Wah, tidak seimbang saja susah diatasi apalagi kalau TPN dipersenjatai lengkap seperti TNI maupun Polisi?. Tentu saja hal aneh bagi publik bila ketidak seimbangan logistik terus dipelihara demi pengalihan isu. Ah, yang penting jadi selebriti di media masa toh?.

Pendekatan senjata pun bertolak belakang dengan semangat mewujudkan Papua yang telah dicanangkan baik TPN maupun Pemerintah. Dimana kedua belah pihak sepakat membangun suhu perundingan sebagai solusi penyelesaian Papua. Terkait perundingan lihat laporan khusus saya disni.

Berbeda dengan TPN/OPM ( yang sering muncul di media masa ), menyambut gayung kontak senjata dengan berbagai statemen. Perlu untuk klarifikasi masalah dari pihak TPN untuk menyeimbangkan pemberitaan. Hal ini yang bikin beberapa hari terakhir ini nama seorang Lamberth Pekikir muncul di permukaan. Sosok yang dibesar-besarkan oleh media masa ini memang “doyan” berkomentar di surat kabar walaupun dia ( Lamberth ) sendiri selama ini hanya tenang-tenang saja di markasnya. Dia cenderung memilih memamerkan pasukan dan persenjataanya kepada media.

Begitu juga, kontak senjata dengan senjata modern patut dipertanyakan. Mengapa? ya, darimana senjata pasukan Papua didapat. Lalu darimana peluru di kirim ke markas Papua. Jalur distribusi Papua belumlah merata seperti di Indonesia bagian lainnya. Tapi harus ingat, TPN OPM sangat hati-hati mengeluarkan tembakan. Bagi mereka, satu peluru satu nyawa. Karena mendapatkan lima peluru saja bisa sampai satu tahun. Apalagi senjata sudah merupakan istri pertama setiap prajurit TPN yang memegangnya.

SUMBER : http://hankam.kompasiana.com/2011/12/15/baku-tembak-di-papua-tnipolri-tpnopm-berlomba-jadi-selebritis-419153.html
Share this post :