photo fgr_zpsa263fa65.gif

Headlines News :
Home » » PDP Curiga Pernyataan Nickolas Jouwe Diseting

PDP Curiga Pernyataan Nickolas Jouwe Diseting

Awom: Kalimat itu Sudah Sering Didengar dari Petinggi Militer dan Polri

JAYAPURA—Per­nyataan mantan Pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM) Nickolas Jouwe yang menyebutkan tidak ada negara yang mendukung kemerdekaan Papua, terus mendapat pertentangan
 

Pdt.Herman Awom

.
Jika sebelum­nya, Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Forkorus Yaboisembut dan Komando Besar Pasukan Koteka Zona Damai Per­­juangan Papua Merdeka Robert Takimai menyoroti pernyataan itu, kini giliran Presidium Dewan Papua (PDP) yang menyanksikan pernyataan mantan petinggi OPM tersebut. PDP curiga pernyataan semacam itu sengaja diseting oleh pihak-pihak tertentu. “PDP sangat menghormati bahkan memahami posisi Nickolas Jouwe, namun pernyataan tersebut sudah meresahkan Masyarakat Papua. PDP hanya ingin mempertanyakan siapa aktor atau dalang di balik Nickolas Jowe,” tegas Pdt. Herman Awom sesaat setelah rapat petinggi PDP di Jayapura, Kamis (11/3) kemarin.

PDP, kata Herman, merasa bahwa pernyataan Nickolas Jouwe tersebut bukanlah pernyataan yang baru di telinga PDP maupun masyarakat Papua. Pasalnya sebelumnya pemerintah Indonesia melalui petinggi-petinggi Militer dan Kepolisian sudah pernah mengungkapkan hal yang sama. “Pernyataan bahwa tidak ada negara Yang Dukung Papua Merdeka, ini bukan pernyataan yang baru didengar, kami hanya ingin tanya saja siapa dalangnya, karena kalimat yang sama sudah pernah kami dengar,” jelas Herman.

Herman mengakui, berdasarkan hasil rapat PDP ini telah memutuskan beberapa hal diantaranya, yakni meminta masyarakat Papua untuk tetap tenang dan tidak terpancing dengan pernyataan Nickolas Jouwe dan tetap menunggu komitmen Presiden Susilo Bambang Yudoyo yang diutarakan pada 4 Agustus 2008 silam bahwa penyelesaian masalah Papua secara demokratis, jujur, adil dan bermartabat.

Herman juga menyebutkan, Nickolas Jouwe dan Alm. Wonggor Kaisiepo serta pejuang-pejuang yang mencetuskan Negara Papua Merdeka pada Okotober 1961 saat Kongres Papua I secara resmi telah menyerahkan kepemimpinan perjuangan negara Papua Merdeka setelah kongres II Papua tahun 2000 lalu.“Sebagai para pendiri Negara Papua Merdeka, seratus persen menyerahkan kepemimpinan ke dalam negeri,” kutip Awom menirukan pernyataan Nickolas Jouwe kala itu kepada PDP di Negeri Belanda saat PDP memberikan laporan hasil Kongres II.“Jadi pernyataan itu dari pandangan PDP dari segi filosofi wayang yang kami maksudkan adalah beliau menginginkan untuk pulang ke Papua dan siapa dalangnya, itu dari hemat PDP,” sambungnya.

Oleh sebab itu PDP menghimbau kepada masyarakat Papua untuk tidak kaget dengan pernyataan Nikolas Jouwe dan tetap menjaga kenyaman untuk menyongsong dialog penyelesaian masalah Papua secara baik dan jujur.

Awom yang dengan tenang sambil mengutip kata Is Kijne yang menyebutkan bahwa “di atas batu ini saya meletakkan peradaban Orang Papua, sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat tapi  tidak dapat memimpin bangsa ini, bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri” serta juga mengutip tulisan dalam kitab suci al-quran dalam surat Sura Arat yang dengan tegas menyebutkan “Bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu bangsa sebelum mereka sendiri bangkit dan berjuang merubah nasibnya,”katanya.

Oleh sebab itu, pernyataan Nikolas Jouwe sebagai pernyataan orang tua, tapi dia sudah serahkan tongkat estafet perjuangan kemerdekaan bangsa papua pada PDP ketikan kongres Papua ke dua tahun 2000, oleh seban itu masyarakat Papua jangan kaget dan gentar menghadapi pernyataan Nikolas Jouwe, pernyataan itu harus dipahami dari filosofi wayang,” ungkapnya.(hen)
Share this post :