Koordinator TPN-OPM Senang Komandan Sayap Militer Kembali ke Hutan
[JAYAPURA] Koordinator Umum Tentara Pembebasan Nasional
(TPN)-Organisasi Papua Merdeka (OPM), mengaku senang Komandan Sayap
Militer TPN-OPM, Dany Kogoya sudah kembali ke hutan.
“Tapi dia belum bertemu saya,”kata Lambert Pekikir saat dihubungi SP, Rabu (17/7) pagi pukul 7.41 WIT.
Kata dia, kembalinya Dany Kogoya ke hutan adalah hak pribadi dia. “Itu pribadi dia dan dia punya hak. Saya senang saja,”ujar Lambert.
Sekali lagi Lambert mengaku belum bertemu Dany Kogoya. “Ia pasti berada Vanimo
Seperti diketahui Dany Kogoya yang merupakan komandan sayap militer OPM wilayah perbatasan RI-PNG ditangkap saat penggrebekan di Hotel Dany, Entrop tahun lalu. Ia tertembak di kaki kanan saat hendak melarikan diri. Hingga kakinya diamputasi.
Dany Kogoya ditangkap karena diduga sebagai otak 5 penembakan warga sipil yang tewas di sepanjang jalan Kampung Nafri, Distrik ditahun 2009-2010. Dalam penahannya di sel Polresta Jayaputa, Danny Kogoya sempat melakukan permintaan maaf atas aksi kejadian penembakan-penembakan tersebut. Ia pun melakukan testimoni bahwa dirinya sudah bertobat dan akan kembali menjadi warga sipil.
Dia pun mengaku saat ini bahwa komandannya adalah Lambert Pekikir
Dany Kogoya sempat melaksanakan persidangan di Pengadilan Negeri Klas IA Jayapura, atas penembakan-penembakan tersebut. Namun, ia akhirnya bebas demi hukum karena tidak ada perpanjangan lagi dari Pengadilan Tinggi. Dany kini bersembunyi di Papua Nugini, mengajak agar para tokoh OPM berkumpul untuk melanjutkan perjuangan merdeka dari Indonesia.
Kogoya yang menyusup ke Papua Nugini tahun lalu, sekarang berada di tempat persembunyian yang dikenal sebagai Kamp Victoria. Kamp itu berlokasi dekat dengan perbatasan Papua Nugini dan Papua Barat. Dia menyusup ke Papua Nugini setelah diancam akan ditangkap kembali, kendati sudah dibebaskan. Kata Kogota, kedua kaki ini dipotong karena OPM.
“Pribadi saya minta merdeka. Papua harus keluar dari Indonesia,” kata Kogoya.
Sementara itu Lambert Pekikir juga menyesalkan adanya pegadaian manusia yang terjadi di Wilayah Kabupaten Keerom antara oknum aparat dan tokoh masyarakat. Dimana oknum aparat Kepala Distrik meyerahkan foto-foto dari anak-anak pejuang Papua Merdeka yang sedang berjuang dihutan. “Kami tidak tau apa maksud semua ini, tapi ini adalah pegadaian manusia yang harus diwaspadai. Dan kami meyesalkan tindakan seperti ini,”ujarnya. [154]
“Tapi dia belum bertemu saya,”kata Lambert Pekikir saat dihubungi SP, Rabu (17/7) pagi pukul 7.41 WIT.
Kata dia, kembalinya Dany Kogoya ke hutan adalah hak pribadi dia. “Itu pribadi dia dan dia punya hak. Saya senang saja,”ujar Lambert.
Sekali lagi Lambert mengaku belum bertemu Dany Kogoya. “Ia pasti berada Vanimo
Seperti diketahui Dany Kogoya yang merupakan komandan sayap militer OPM wilayah perbatasan RI-PNG ditangkap saat penggrebekan di Hotel Dany, Entrop tahun lalu. Ia tertembak di kaki kanan saat hendak melarikan diri. Hingga kakinya diamputasi.
Dany Kogoya ditangkap karena diduga sebagai otak 5 penembakan warga sipil yang tewas di sepanjang jalan Kampung Nafri, Distrik ditahun 2009-2010. Dalam penahannya di sel Polresta Jayaputa, Danny Kogoya sempat melakukan permintaan maaf atas aksi kejadian penembakan-penembakan tersebut. Ia pun melakukan testimoni bahwa dirinya sudah bertobat dan akan kembali menjadi warga sipil.
Dia pun mengaku saat ini bahwa komandannya adalah Lambert Pekikir
Dany Kogoya sempat melaksanakan persidangan di Pengadilan Negeri Klas IA Jayapura, atas penembakan-penembakan tersebut. Namun, ia akhirnya bebas demi hukum karena tidak ada perpanjangan lagi dari Pengadilan Tinggi. Dany kini bersembunyi di Papua Nugini, mengajak agar para tokoh OPM berkumpul untuk melanjutkan perjuangan merdeka dari Indonesia.
Kogoya yang menyusup ke Papua Nugini tahun lalu, sekarang berada di tempat persembunyian yang dikenal sebagai Kamp Victoria. Kamp itu berlokasi dekat dengan perbatasan Papua Nugini dan Papua Barat. Dia menyusup ke Papua Nugini setelah diancam akan ditangkap kembali, kendati sudah dibebaskan. Kata Kogota, kedua kaki ini dipotong karena OPM.
“Pribadi saya minta merdeka. Papua harus keluar dari Indonesia,” kata Kogoya.
Sementara itu Lambert Pekikir juga menyesalkan adanya pegadaian manusia yang terjadi di Wilayah Kabupaten Keerom antara oknum aparat dan tokoh masyarakat. Dimana oknum aparat Kepala Distrik meyerahkan foto-foto dari anak-anak pejuang Papua Merdeka yang sedang berjuang dihutan. “Kami tidak tau apa maksud semua ini, tapi ini adalah pegadaian manusia yang harus diwaspadai. Dan kami meyesalkan tindakan seperti ini,”ujarnya. [154]