POL PP SURABAYA MELARANG NGAMEN DARI ALIANSI MAHASISWA PAPUA (AMP) SURABAYA !
Foto Ilustrasi Satpol PP Surabaya Jawa Timur |
Surabaya- AMP, POL PP surabaya dengan tegas melarang ngamen dari organ Aliansi Mahasiswa
Papua(AMP) surabaya dengan alasan yang tidak jelas.
Surat izin ngamen sebelum dua hari kami telah ajukan ke Polwiltabes dan
mereka menyetujui untuk kami ngamen di titik yang kami tentukan. Namun, pada
hari H-nya kami diusir dan melarang kami untuk ngamen pada hari itu. Pada hal,
surat yang kami ajukan telah di terima. Kami mahasiswa tidak mengerti mengenai
hal ini, karena tindakan yang mereka yang buat sangat mendadak serta mendesak
dan membubarkan kami begitu saja. Serta menyuruh kami untuk selanjutnya tidak
mengadakan atau membuat kegiatan Ngamen dari Organ AMP ini.
Tidak ada jalan lain yang harus di tempu untuk mendapatkan uang kolonial,
saat-saat di tanah kolonial ini. Hanya untuk mendapatkan uang kolonial untuk
membuat acara kecil-kecil seperti diskusi dan lain-lain. Solusi lain yang kami
gunakan untuk mendatangkan uang hanya melalui ngamen di jalan-jalan Raya di
tanah Kolonial. Poleiltabes surabaya mengijinkan hanya organ IPMAPA, serta
organ sosial lainnya. Ketidaklogisan yang di lakukan oleh negara kolonial ini
sangat tidak demokratis kepada mahasiswa papua.
Beberapa tahun lalu, kami tidak dibatasi dan melarang untuk ngamen. Namun,
dari tahun 2015 Polwiltabes Surabaya melarang mahasiswa Papua untuk ngamen dari
organ AMP. Menurut Stefanus Pigai, tindakan yang mereka lakukan ini tidak
sesuai standar ketentuan yang kami lakukan. Hanya saja, semua dibalik ini ada
aktor-aktor yang memanipulasi keadilan menjadi munafik. Hanya untuk
memperlambat kinerja kami. Dan kepada wali kota surabaya untuk tanggapi hal
ini, karena di atas kesepakatan yang ada hanya kami dibubarkan dengan alasan yang
tidak logis.
Ungkap Pigai, tindakan yang dilakukan oleh mereka ini tidak menghambat
semangat untuk selalu bersuara akan keadilan di negeri kami West Papua dan kami
selalu berada di garis pembela kebenaran. Karena, pekerjaan yang paling “
MULIA” adalah memperjuangkan demi “Kebenaran” atas tindakan kekerasan oleh “Kolonialisme, Imperealisme dan Militerisme”.
“Mesak Pekei”
Source: KLIK DISINI