Patriot Revolusioner, Piet Victor Kogoya Telah Tiada
Dimata kawan-kawannya di AMP, Front PEPERA PB, maupun KNPB, ia adalah salah satu motor penggerak yang tidak banyak bicara. Ia salah satu dari sekian banyak aktivis yang melupakan masa kesenangan dunia dan ikut menghabiskan penderitaan bersama kawan-kawannya di jalan-jalan perjuangan.
Masa kuliahnya di Jakarta dihabiskan di jalan-jalan bersama microphone, tiada lelah berjalan kaki, masuk keluar sudut -sudut ibukota penjajah di Jakarta, terus mengobarkan semangat perlawanan di depan mulut penjajah, di markas kolonial. Karir dalam gerakan perjuangan dimulai sejak menjadi Ketua AMP Wilayah Jakarta sejak 2005 hingga menjadi ketua Front PEPERA Wilayah Jakarta dan terakhir dirinya memimpin exodus Mahasiswa Se-Jawa dan Bali ke Papua bersama pada awal 2009.
Alm Victor bergabung bersama KNPB di Port Numbay dan secara terbuka melakukan aksi-aksi menuntut referendum di Papua, terutama di Port Numbay. Menurut keluarganya, hari-hari sebelum ia menghembuskan nafas terakhir alamarhum meninggalkan pesan yang mendalam bagi perjuangan bangsa Papua. “sa sayang Papua, Papua sedikit lagi pasti merdeka, tetap berjuang”, pesan almarhum dengan meneteskan air mata terakhir.
LA PAGO – Salah satu pejuang kemerdekaan Papua, Victor Kogoya yang
merupakan salah satu tokoh terdepan KNPB telah menghembuskan nafas
terakhir di kediaman rumah keluarga, Wamena (18/07/2012) pukul 11.00 wp. Victor
meninggal setelah menjalani masa -masa krisis akibat penyakit lambung yang
dideritanya selama berbakti demi panggilan bangsa Papua Barat. Hari ini (20/07/2012)
almarhum dimakamkan di Pekuburan Umum Sinama.
Alm. Victor Kogoya atau yang bernama
lengkap Piet Victor Kogoya, S.sos, M.hum merupakan patriot muda di barisan KNPB
yang sangat radikal dan berani dalam mengorganisir dan mengkomandoi setiap
aksi-aksi yang melibatkan ribuan massa rakyat Papua, dalam menyuarakan hak
penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua. Dia juga merupakan salah satu
aktivis yang konsisten mengkompanyekan referendum.
Dimata kawan-kawannya di AMP, Front PEPERA PB, maupun KNPB, ia adalah salah satu motor penggerak yang tidak banyak bicara. Ia salah satu dari sekian banyak aktivis yang melupakan masa kesenangan dunia dan ikut menghabiskan penderitaan bersama kawan-kawannya di jalan-jalan perjuangan.
Masa kuliahnya di Jakarta dihabiskan di jalan-jalan bersama microphone, tiada lelah berjalan kaki, masuk keluar sudut -sudut ibukota penjajah di Jakarta, terus mengobarkan semangat perlawanan di depan mulut penjajah, di markas kolonial. Karir dalam gerakan perjuangan dimulai sejak menjadi Ketua AMP Wilayah Jakarta sejak 2005 hingga menjadi ketua Front PEPERA Wilayah Jakarta dan terakhir dirinya memimpin exodus Mahasiswa Se-Jawa dan Bali ke Papua bersama pada awal 2009.
Alm Victor bergabung bersama KNPB di Port Numbay dan secara terbuka melakukan aksi-aksi menuntut referendum di Papua, terutama di Port Numbay. Menurut keluarganya, hari-hari sebelum ia menghembuskan nafas terakhir alamarhum meninggalkan pesan yang mendalam bagi perjuangan bangsa Papua. “sa sayang Papua, Papua sedikit lagi pasti merdeka, tetap berjuang”, pesan almarhum dengan meneteskan air mata terakhir.
Upacara penguburan yang dilakukan
secara resmi oleh KNPB tadi pagi dihiasi dengan ucapan-ucapan selamat jalan
terhadap sang patriot revolusiner Papua Barat. “Berbahagialah mereka yang
menderita dan mati karena kebenaran”, demikian kutipan pesan yang disampaikan
oleh Victor Yeimo dari KNPB yang merupakan teman seperjuangannya.
Dikeluarkan di Malang Memalui Sekretaris Jendral dan Dipublikasikan oleh Media dan Propaganda Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang Jawa Timur.
Pemangku Adat dan Alam Papua, Ketua AMP Komite Kota Malang
Sandi Operasi "AWAS! Papua" Jeckson Huby, M.Kom
Dikeluarkan di Malang Memalui Sekretaris Jendral dan Dipublikasikan oleh Media dan Propaganda Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang Jawa Timur.
Pemangku Adat dan Alam Papua, Ketua AMP Komite Kota Malang
Sandi Operasi "AWAS! Papua" Jeckson Huby, M.Kom