KINERJA KEPOLISIAN POLDA PAPUA SANGAT DISKRIMINATIF
Dalam rangka menyingkapi kasus-kasus penembakan yang terjadi akhir-akhir ini, polisi melakukan penangkapan menyeret orang asli Papua seperti yang terjadi di beberapa tempat yang akhirnya menimbulkan keresahan bagi warga asli Papua.
Karena dinilai polisi melihat dimana ada kelompok orang asli Papua berkumpul di tempat tertentu langsung degan sikap arogansi menangkap orang Papua contoh yang terjadi pada tanggal 10 malam pukul 10:03 WIT di beberapa tempat sehingga menimbulkan warga dalam ketakutan terutama warga asli Papua karena polisi menargetkan orang asli Papua dan diduga sebagai pelaku penembakan warga.
Salah satunya penangkapan terhadap saudara Calvin Wenda sampai detik
ini dalam pemeriksaan polda degan mendapat tekanan dan bentuk
intimidasi agar tersangka tetap menyatakan diri sebagai pelaku, sampai
keluarganya mau mengunjungi tidak dapat diperbolehkan. Dan juga dalam
pengungkapan kasus penembakan terhadap warga Dok V Yapis Teddy Tabuni
adalah kerabat dari saudara Calvin Wenda yang telah ditangkap polda Papua,
polisi sendiri belum bisa mengungkapkan kasus ini karena diduga anggota
Polisi yang melakukan penembakan terhadap Teddy Tabuni Yapis dok V
Jayapura.
Kenyataan polisi dalam rangka menyingkapi tidak profesional dan telah mendiskriminasi dan memojokan orang asli Papua maka kenyataan ini telah terlihat target aparat dan kecurigaan terhadap masyarakat Pegunungan yang dianggap pembuat onar di tanah Papua, karena dalam kenyataan ini kami bisa melihat bahwa di mana tempat-tempat masyarakat gunung beraktifitas di incar oleh aparat kepolisisan guna menangkap secara paksa seperti yang terjadi pada tanggal 10 malam dua hari lalu di Perumnas III Waena.
Kepolisian dalam menyingkapi masalah harus secara proporsional dan profesional dalam menangkap dan menahan orang asli Papua
dan dalam rangka operasi juga warga pegunungan tengah dijadikan
sasaran operasi aparat dalam menyingkapi masalah penembakan yang
akhinya menimbukan keresahan. Ketika Polisi melihat orang yang berambut
lingkar dan brewokan dicurigai dan dianggap pelaku dan ditanya oleh
aparat, karena dari pemberitahuan oleh beberapa anggota masyarakat
pegunungan ketika mereka berjalan aparat dapat menanyakan dan identitas
dan tempat tinggal mereka.
Jika dilihat sebenarnya mereka adalah orang asli Papua yang memiliki tanah Papua sedangkan orang dari luar Papua
yang masuk dengan kapal putih tidak pernah ditanyai KTP dan dari mana
asalnya, karena akhir-akhir ini banyak tukang bakso, tukang sayur,
tukang besi kaleng, tukang pungut , tukang jual alat dapur banyak meraja
lela di setiap kompleks orang Papua
dan sekarang sejak terjadi masalah kegiatan aktifitas mereka
berkurang, karena menjadi pertanyaan apakah karena kejadian ini?, atau
apakah dalam rangka memantau jalan-jalan untuk operasi? Ini kegagalan
polisi yang tidak pernah bertanya kepada orang – orang muka baru yang
disebut sebagai tukang jualan degan kendaraan, tindakan polisi sangat
aneh dan penuh diskriminasi terhadap warga Papua asli.(Admin)