Aksi Demo AMP Malang Dilarang Polisi, Namun Masa Aksi Terus Melakukan Aksi Damai
Aksi demonstrasi yang dilakukan
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Kota Malang Jawa Timur untuk memperingati
Hari Trikora 19 desember 1961 Panglima besar komando pembebasan irian
barat mengeluarkan keputusan Presiden No 1 Tahun 1962 yang memerintahkan
kepada panglima Komando Mandala ,Mayor Jedral Soeharto melakukan
operasi militer dengan nama operasi Mandala ke wilayah papua barat untuk
merebut wilayah itu tangan dari belanda.
Dalam aksi dibatasi Aliansi Mahasiswa
Papua (AMP) Komite Kota Malang, massa membawa spanduk bertulisan
“Referendum For West Papua”.
“Mas kalau ingin mau memisahkan dari
NKRI kami pihak kepolisiaan tidak ijinkan orasi” . Kata Tegu Priyo W.
Polsek Klojen depan masa aksi mahasiswa papua di Malang Jawa Timur.
Ketua AMP Sempat Negosiasi cukup lama
dengan keamanan Kepolisisan polsek Klojen . Namun beberapa menit
kemudiaan di ijin orasi. Koordinator Lapangan (Koorlap) Zayur Bingga
tetap bersikeras. Dia bahkan menyatakan, Kami Bukan Kaum Pemberontak, Sparatis, Apalagi Teroris. Kami adalah
seorang intelektual dan kami berjuang, mau hidup sebebas-bebasnya diatas tanah kami sendiri.
Meski dilarang massa membawa spanduk
yang bertulisan kata “Referendum For West Papua”. bahkan,dari pihak
kepolisisan di Tanya Nama kampus, alamat tempat tinggal ,selama 30 menit
kordinator lapangan dan pihak kepolisisan Klojen Polres Malang Kota
Negosiasi ,setelah spanduk bertulisan referendum terpaksa tidak
menggunakan aksi bertepatan hari Trikora (Tri Komando Rakyat) itu
dilanjutkan massa ke kantor balai kota .
Aksi massa Papua yang dimulai sekira
pukul 09.00 Pagi di kawal oleh polsek Klojen beserta beberapa polisi
.Kegiatan aksi pada kali diawali dari Stadion Gajayana berakhir di depan
Balai wakli Kota Malang sekaligus menyampaikan aspirasi.
“Aksi kali ini kami lakukan untuk
menuntut Indonesia beri kebebasan bagi bangsa Papua menentukan masa
depan yang lebih baik. Hari ini juga bertepatan 53 tahun Trikora
dikumandangkan di Alun-alun Utara Yogyakarta, proses integrasi Papua
ilegal dengan infasi militer dan penjajahan terhadap rakyat Papua yang
belum berakhir hingga sekarang,” tutur Wilson Nawipa.
Sementara Ketua AMP ,Carles Dendegau
menjelaskan dalam orasi Kami masyarakat papua di intimidasi dibunuh
,dianiaya ,di perkosa,apakah masyarakat papua itu apakah bintang
sehingga pihak TNI dan POLRI melakukan hal seperti itu.Tanya Nawipa”
Kegiatan demo hari ini, tegas AMP
Komite Malang , dilakukan murni untuk menyikapi dan mengutuk Trikora
yang dikumandangkan oleh Soekarno pada 53 tahun silam dan menuntut hak
menentukan nasib Bangsa Papua.
“Presiden dan Wakil Presiden segera memberikan kebebasan kepada Rakyat Papua untuk menentukan nasib sendiri.
Sebab segala macam produk politik yang
dirancang oleh Negara Indonesia seperti Otonomi Khusus, UP4B, Otsus Plus
yang diberlakukan di Papua itu sangatlah tidak bermanfaat dan tidak
berguna bagi Rakyat Papua. Sekarang yang sedang dituntut oleh Rakyat
Papua adalah kemerdekaan, bukanlah masalah makan dan minum.”
Sikap pernyataan aksi Trikora AMP
Malang, Berikan kebebasan dan hak menetukan nasib sendiri solusi
demokratis bagi rakyat papua,Tarik militer (TNI-POLRI) Organik dan non
organic seluruh tanah papua sebagai syarat damai,Tutup Freeport ,BP,LNG
Tangguh dan MNC lainnya yang merupakan dalang, Kejahatan manusia diatas
tanah papua dan Menolak presiden RI Joko Widodo Untuk tidak merayakan
Natal di papua pada tanggal 27 Desember 2014 mendatang.
Sebagai tulang punggung Bangsa Papua
kami mahasiswa akan terus menyuarakan aspirasi hingga mencapai tujuan
kemerdekaan.Tegas Korlap Zayur Bingga.