Gletser di Cartensz Pyramid, Papua. Foto: chacha306.blogspot.com
Intan Jaya, MAJALAH SELANGKAH -- 'Salju Abadi,' nama dari kumpulan gletser
yang dikenal orang, Gletser Cartenz ini terletak di Puncak Jaya, lebih
populer dengan nama Cartensz Pyramid, gunung tertinggi di Papua, di pegunungan
Sudirman. Sejak beberapa tahun belakangan, para peneliti
mengatakan, Gletser Cartenz telah mulai menipis. Diprediksi, penipisan Salju
Abadi akibat pemanasan global.
Gletser Carstensz ini pernah membuat dua peneliti Belanda tahun 1936 yang
bekerja pada sebuah perusahaan minyak ternama kala itu, Nederlandsch Nieuw
Guinee Petroleum Maatscappij (NNGPM), terpesona. Mereka Dr. J.J. Dozy dan
Dr. A.H. Colijn. Kelak, penelitian mereka digunakan untuk dasar
pengeksplorasian kembali pegunungan ini, dan kemudian melahirkan PT.
Freeport Indonesia.
Gletser
ini berada di ketinggian 4.600 m (15,000 kaki) dan 15 kilometer (9.3 mil) di sebelah timur
Puncak Jaya. Gletser Carstensz memiliki panjang 14 kilometer
(8.7 mil) dan lebar 60 kilometer (37 mil). Sisa gletser di
Puncak Jaya adalah bagian dari daratan es yang terbentuk sekitar 5.000 tahun
yang lalu. Sedikitnya satu
daratan es pernah terbentuk di daerah ini antara 7.000 dan 15.000 tahun yang
lalu.
Dari
foto yang diambil menggunakan Thematic
Mapper (TM) di Landsat 4 dan 5. Di ketinggian 4.884 meter, foto satelit NASA,
tahun 1989, ada lima gletser di Puncak Jaya.
20 tahun kemudian, pada 2009, dua dari lima gletser itu hilang sama
sekali. Sedangkan sisa tiga gletser lainnya berkurang secara drastis.
Nationalgeographic.co.id dalam edisi 5 September 2012 pernah merilis pernyataan Ardheshir Yaftebbi, salah satu pendaki dalam ekspedisi 7 Summits yang mencapai puncak Carstenz Pyramid pada April 2010.
Nationalgeographic.co.id dalam edisi 5 September 2012 pernah merilis pernyataan Ardheshir Yaftebbi, salah satu pendaki dalam ekspedisi 7 Summits yang mencapai puncak Carstenz Pyramid pada April 2010.
"Saat
itu kita melihat salju (di sekitar Carstenz Pyramid) hanya tinggal dua
kilometer persegi. Di tahun 1930, salju itu mencapai 20 kilometer
persegi," kata Ardhesir saat berbincang dengan National Geographic
Indonesia, Rabu (5/9).
"Jayawijaya disebut sebagai es abadi, tapi ternyata diprediksi tidak akan ada salju lagi pada lima hingga sepuluh tahun mendatang," ujar Ardeshir yang juga Ketua Tim Ekspedisi 7 Summits yang dimulai tahun 2010 dan berakhir pada Juni 2012 ini.
"Jayawijaya disebut sebagai es abadi, tapi ternyata diprediksi tidak akan ada salju lagi pada lima hingga sepuluh tahun mendatang," ujar Ardeshir yang juga Ketua Tim Ekspedisi 7 Summits yang dimulai tahun 2010 dan berakhir pada Juni 2012 ini.
"Dengan
kondisi suhu Bumi saat ini, NASA memprediksi seluruh gletser di Papua akan
musnah pada 20 mendatang. Para peneliti juga sudah menyebutkan, hal ini terjadi
karena berbagai faktor. Seperti perubahan suhu, kelembapan, hujan, dan
pergerakan awan. Kondisi iklim dan penggundulan hutan juga turut
berpartisipasi," tulis Nationalgeographic.co.id.
Sementara
menurut penelitian citra satelit IKONOS tahun
2004, Gletser Carstensz telah kehilangan 6,8% permukaannya. Ekspedisi
di sisa gletser Puncak Jaya pada tahun 2010 menemukan bahwa es di gletser
setebal 32 m
(100 kaki) dan menipis 7 m (23 kaki) setiap tahunnya. Jika tingkat
penipisan ini berlanjut, sisa gletser di kawasan dekat Puncak Jaya diperkirakan
hilang pada tahun 2015.
Carstensz
Pyramid masuk sebagai tujuh puncak tertinggi di dunia. Bersama dengan Gunung
Kilimanjaro (Tanzania, Afrika), Elbrus (Eropa), Aconcagua (Amerika Selatan),
Denali (Amerika Utara), Vinson Massif (Antartika), dan Everest (Nepal, Asia).
Di seluruh dunia, di daerah tropis, hanya Papua yang memiliki
Gletser. Sayang bila 'Salju Abadi' di Cartensz Pyramid Papua hanya tinggal cerita
di kemudian hari. (MS/Topilus B. Tebai/Nationalgeographic.co.id)