Dua Kelompok TPN/OPM Beroperasi di Puncak Jaya
Kombes Pol I Gde Sumerta Jaya (Foto: cahayareformasi.com)
Jakarta, Aktual.co — Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol I Gde Sumerta Jaya menyatakan di
Puncak Jaya ada dua kelompok yang berseberangan dengan pemerintah yakni
kelompok Goliat Tabuni dan kelompok Purom Wenda.
"Goliat Tabuni dan Purom Wenda-lah yang sering bersinggungan di Puncak Jaya. Dan kedua kelompok ini yang kerap melakukan kekerasan," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol I Gde Sumerta Jaya kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (6/8).
Menurut Kabid Humas Polda Papua, kedua kelompok ini, ingin menunjukan ekistensinya di daerah tersebut. "Keduanya ingin menunjukkan eksistensinya. Sehingga seringkali membuat kekerasan didaerah tersebut," katanya.
Terkait penembakan terhadap ambulan milik RSUD Mulia di Puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya pada pekan kemarin yang berujung pada tewasnya warga sipil bernama Heri Yoman dan luka tembak terhadap dua orang pekerja medis masing-masing Darson Wenda dan Frits Baransano.
Mantan Kapolres Jayawijaya itu menyatakan bahwa pihaknya mengindikasikan pelaku penembakan tersebut adalah TT dan MW yang merupakan anak buah Purom Wenda yang dikenal sangat keji dalam melakukan berbagai aksinya.
"Jadi, kelompok Purom Wenda-lah yang melakukan penembakan. Mereka ini, menurut informasi dari Usimin Telenggen dan Yogar yang sedang ditahan di rutan Polda Papua, selain ingin menunjukkan eksistensinya. Juga ingin balas dendam terkait tewasnya dua rekan mereka beberapa waktu sebelumnya," katanya.
Lebih lanjut, Kabid Humas Polda Papua asal Bali ini menyampaikan bahwa kelompok itu juga diduga terlibat penyerangan Polsek Pirime, Lany Jaya dan terhadap Kapolsek KP3 Udara Mulia, Puncak Jaya, beberapa waktu silam. "Kami juga menduga mereka ini yang lakukan berbagai penembakan keji itu," katanya.
Ketika disinggung, kenapa Polda Papua belum bisa menangkap kedua kelompok yang sering bersinggungan satu sama lainnya dan juga sering membuat onar serta kekerasan ditengah warga Puncak Jaya dan sekitarnya. Kabid Humas Kombes Pol I Gde sampaikan jika pihaknya tidak bisa asal bertindak.
"Setiap tindakan yang kita ambil harus diperhitungkan, jangan sampai masyarakat yang jadi korban karena mereka kita kejar. Tetapi bukan berarti Polda Papua diam, kami tetap bertindak tetapi dengan cara-cara yang elegan dan jauh dari tindakan berlawanan HAM," jawabnya diplomatis.
Untuk itu, kata Kabid Humas, pihaknya juga mengimbau kepada kedua kelompok ini agar bisa kembali bergabung dengan saudara-saudaranya yang lain untuk membangun Puncak Jaya kearah yang lebih baik lagi.
"Kami juga minta warga masyarakat untuk membantu aparat menjaga dan menciptakan keamanan. Serta jika tahu sesuatu yang mencurigakan segera lapor kepada aparat keamanan," katanya mengimbau.
"Goliat Tabuni dan Purom Wenda-lah yang sering bersinggungan di Puncak Jaya. Dan kedua kelompok ini yang kerap melakukan kekerasan," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol I Gde Sumerta Jaya kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (6/8).
Menurut Kabid Humas Polda Papua, kedua kelompok ini, ingin menunjukan ekistensinya di daerah tersebut. "Keduanya ingin menunjukkan eksistensinya. Sehingga seringkali membuat kekerasan didaerah tersebut," katanya.
Terkait penembakan terhadap ambulan milik RSUD Mulia di Puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya pada pekan kemarin yang berujung pada tewasnya warga sipil bernama Heri Yoman dan luka tembak terhadap dua orang pekerja medis masing-masing Darson Wenda dan Frits Baransano.
Mantan Kapolres Jayawijaya itu menyatakan bahwa pihaknya mengindikasikan pelaku penembakan tersebut adalah TT dan MW yang merupakan anak buah Purom Wenda yang dikenal sangat keji dalam melakukan berbagai aksinya.
"Jadi, kelompok Purom Wenda-lah yang melakukan penembakan. Mereka ini, menurut informasi dari Usimin Telenggen dan Yogar yang sedang ditahan di rutan Polda Papua, selain ingin menunjukkan eksistensinya. Juga ingin balas dendam terkait tewasnya dua rekan mereka beberapa waktu sebelumnya," katanya.
Lebih lanjut, Kabid Humas Polda Papua asal Bali ini menyampaikan bahwa kelompok itu juga diduga terlibat penyerangan Polsek Pirime, Lany Jaya dan terhadap Kapolsek KP3 Udara Mulia, Puncak Jaya, beberapa waktu silam. "Kami juga menduga mereka ini yang lakukan berbagai penembakan keji itu," katanya.
Ketika disinggung, kenapa Polda Papua belum bisa menangkap kedua kelompok yang sering bersinggungan satu sama lainnya dan juga sering membuat onar serta kekerasan ditengah warga Puncak Jaya dan sekitarnya. Kabid Humas Kombes Pol I Gde sampaikan jika pihaknya tidak bisa asal bertindak.
"Setiap tindakan yang kita ambil harus diperhitungkan, jangan sampai masyarakat yang jadi korban karena mereka kita kejar. Tetapi bukan berarti Polda Papua diam, kami tetap bertindak tetapi dengan cara-cara yang elegan dan jauh dari tindakan berlawanan HAM," jawabnya diplomatis.
Untuk itu, kata Kabid Humas, pihaknya juga mengimbau kepada kedua kelompok ini agar bisa kembali bergabung dengan saudara-saudaranya yang lain untuk membangun Puncak Jaya kearah yang lebih baik lagi.
"Kami juga minta warga masyarakat untuk membantu aparat menjaga dan menciptakan keamanan. Serta jika tahu sesuatu yang mencurigakan segera lapor kepada aparat keamanan," katanya mengimbau.