Hak Menentukan Nasib Sendiri adalah Solusi DemokratisBagi Banagsa Papua
MALANGTIMES
– Aliansi Mahasiswa Papua menggelar aksi, menuntut kebebasan hak dan
menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat Papua.
mereka berjalan kaki dari Stadion Gajayana menuju bundaran Tugu Kota Malang.
Aksi yang di ikuti puluhan mahasiswa itu mendapat pengawalan ketat
pihak TNI dan Polri, karena sempat membentangkan spanduk referendum
untuk Papua Barat.
“Kami tetap yakin bahwa kami bisa menentukan nasib sendiri, setelah
perjalanan panjang sejarah bahwa rakyat Papua kurang mendapatkan
keadilan di segala bidang, dan ini merupakan solusi demokratis bagi
rakyat Papua,” oleh koordinator aksi.
Dalam aksi ini mereka juga menuntut ditariknya kekuatan militer
(TNI-Polri), baik organik dan maupun non organik dari seluruh tanah
Papua, sebagai persyaratan damai.
Dari segi ekonomi , Aliansi Mahasiswa Papua menuntut pemerintah untuk
segera menutup Freeport, BP, LNG Tangguh dan MNC lainya yang dinilai
sebagai biang kejahatan kemanusiaan di atas tanah Papua. Dalam aksi kali ini AMP menolak Inperialisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme dari tanah papua.
AMP Serukan Aksi Peringati Aneksasi Papua Ke Indonesia
Bertepatan dengan hari Aneksasi Papua ke Indonesia, puluhan Mahasiswa
yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), sampaikan aspirasi
di Depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Jalan Tugu, Kota Malang,
Jum’at (01/05/2015).
Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara AMP, Salmon Pekei. Pihaknya mengatakan, hari ini merupakan hari pertama kali militer turun ke tanah Papua, dan pada hari tersebut memunculkan kekerasan seperti pemerkosaan, pembunuhan.
selain itu, mereka juga menyampaikan beberapa tuntutan diantaranya meminta pemerintah Indoesia untuk memberikan kebebasan rakyat Papua untuk menentukan nasibnya sendiri. “kami sebagai bangsa Papua, kami meminta pemerintah Indonesia untuk memberikan kebebasan kami untuk menentukan nasib kami sendiri sebagai Rakyat Papua,” Ujar Salmon usai melakukan Orasi.
AMP juga menyampaikan, agar perusahaan-perusahaan yang ada di tanah Papua ditutup, karena menurutnya itu yang paling banyak memicu terjadinya kekerasan.
sementara itu, Salmon juga berharap agar pemerintah membuka hati melihat kenyataan yang terjadi di Papua. “Kami berharap pemerintah membuka mata hati mereka untuk melihat kenyataan yang terjadi di Papua”
Berikut Foto-AFoto Aksi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malanag,
Jum’at (01/05/2015).