TRAGEDI KEMANUSIAAN
Jakarta 2015/03/04
# Fwp #
Situs ini milik Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komute Kota Surabaya-Malang, copyright@SPM News Group Online Services dan dikelolah oleh Biro Pendidikan dan Propaganda.Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) |
Bagi mereka yang masih tersisah hidup di Papua dari cengkeraman militer / polisi, mungkin sudah kehabisan air mata meratapi berbagai rasa sakit dan penderitaan rakyat di seluruh Bangsa
Kami Papua, yang meninggal tersiakan akhir-akhir ini. Masih nyata di depan kelopak mata
mata, salin korban di pencahar panas peluru oleh Angkatan Darat / Kepolisian Republik Indonesia, kita dapat mengatakan bahwa perjalanan bangsa saat ini belum beranjak dari tragedi tragedi. Tercatat korban yang meninggal sia-sia semua ribuan orang dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari di negara ini Kami Papua. Sampai saat ini, tanda-tanda ke arah usainya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh banyak pihak untuk mengakhiri konflik, pada kenyataannya, tidak mengurangi jumlah korban, bahkan korban berkembang dan semakin jauh dari kedamaian jurang pertentangan. Sementara pihak yang bertikai, tidak mempertimbangkan berbagai banding dan kekhawatiran masyarakat lainnya yang tidak memerlukan konflik berkepanjangan. Mungkin sulit untuk membayangkan bagaimana mereka merasa berada di depan mayat tergeletak dalam bentuk mayat di pencahar dan menyalin pembantaian keluarganya dan banyak rakayat, sementara mereka tidak benar-benar jelas apa itu. Itu berlangsung menimpa saudara-saudara kita di Papua, ironisnya, yang dilakukan oleh TNI / Polri dan Urusan Pemerintah. Mengapa hal semacam ini tidak bisa dihentikan ...? Sampai saat perilaku tidak manusiawi ini akan berakhir dan tidak akan terulang lagi di masyarakat Papua. Tragedi kemanusiaan Setiap peristiwa yang tewas dalam jumlah besar pada waktu tertentu bisa kita sebut Tragedi Kemanusiaan. Keadaan ini sering menyebabkan kasih sayang, air mata dan kesedihan, ketika korban adalah mereka yang tidak bersalah. Tragedi kemanusiaan dapat disebabkan oleh, terorisme, kejahatan di luar batas kemanusiaan. Tragedi kemanusiaan di luar bencana alam dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Karena kekhawatiran dari kehidupan manusia yang tak berdosa, maka jumlah korban menjadi kualitas yang sangat relatif kematian. Untuk negara maju, jiwa manusia begitu sangat berharga. Perlindungan keselamatan hidup, diprioritaskan melalui perlindungan hukum yang memadai. Oleh karena itu, nilai-nilai kemanusiaan dijunjung tinggi dan mendapatkan secara hukum melalui penghormatan terhadap hak asasi manusia. Dengan demikian, menghilangkan kejahatan pidana kehidupan manusia di luar batas kemanusiaan, dianggap sebagai pelanggaran keji dan harus dihukum seberatnya. Kejadian seperti itu akan dikenang sebagai tragedi kemanusiaan. Penganiayaan penduduk kulit hitam di Papua dari tahun ke tahun sampai hari ini oleh tentara / polisi yang menyebabkan kematian memicu kerusuhan dan rudal ras atau menembak membabi buta, butiran dan menusuk tubuh tidak bersalah untuk Anak Sekolah, Siswa dan serta masyarakat sipil, yang lebih dramatis dari itu, apa yang terjadi di Papua, membantah tentara / polisi yang menewaskan ratusan dan bahkan ribuan orang di Papua. Panggilan masyarakat dunia tragedi kemanusiaan, ketika disiarkan secara visual bagaimana perlakuan kejam dari TNI / Polri terhadap masyarakat Papua, TNI / Polri menyembelih perilaku hewan melebihi jiwa manusia, dunia menangis menyatakan kehendak ilahi. Ini adalah pertanyaan kita, seberapa jauh peran manusia dalam menghindari dan menghentikan tindakan yang diambil Militer / Polisi di luar batas kemanusiaan ini. Data terakhir dari acara Papua, memiliki lebih dari ribuan sampai jutaan orang meninggal dibantai, Tragisnya, pembantaian yang dilakukan oleh TNI / Polri di depan mata aparat keamanan harus menjaga, memelihara dan melindungi masyarakat. Kehidupan begitu banyak murahkah manusia yang harus melayang dalam sekejap dengan butir proyektil tajam tentara / polisi terhadap masayarak Papua, karena ketidakmampuan kita untuk menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Dengan situasi seperti ini, rasanya malu jika kita masih menganggap bahwa Indonesia adalah bangsa yang telah beradab dan modern. Apapun alasannya, tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan oleh agama dan moral. Tindakan tersebut telah mengabaikan nilai-nilai hukum yang berlaku, seolah-olah kita berada di hutan tanpa aturan kehidupan sosial. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab tampaknya telah menghilang oleh keganasan nafsu dan balas dendam manusia yang kejam. Akibatnya, orang-orang yang tidak bersalah, anak-anak sekolah, mahasiswa, masyarakat dan perempuan menjadi korban kekejaman tentara / polisi. Mereka enggan harus meninggalkan rumah dan ladang, yang telah menjadi tempat untuk menemukan kehidupan mereka. Seolah-olah orang pengungsi, mereka tidak harus diminta untuk pergi dan datang kembali untuk selamanya. Arti dari Indonesia sebagai bangsa yang rumah orang putus-putus di seluruh negeri, tidak memiliki arti lagi. Takut, penderitaan, penindasan dan penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang kita di Papua.
# Fwp #