Lt. Gen. TRWP Amunggut Tabi: Mari Kita Baca Politik Melanesia
Menanggapi tanggapan TRWP atas keputusan para pemimpin Melanesia atas lamaran WPNCL untuk menjadi anggota MSG, maka PMNews menggali sedikit latar-belakang pernyataan yang telah dikeluarkan para pemimpin Melanesia.
General Tabi menyatakan,
Sekarang waktunya kita berbicara dalam kerangka ke-Melanesia-an. Asia dan Asia Tenggara sudah bergerak ke arah pemikiran dan pembicaraan ke-Asia-an, Eropa sudah tuntas menyelesaikan ke-Eropa-an mereka. Amerika masih bergulat antara Amerika Utara dan Selatan. Afrika masih berjuang dengan yang Kristen dan non-Kristen, yang bekas jajahan Perancis dan Inggris dan Jerman dan lain sebaginya. Kita di Melanesia harus mulai berpikir secara ke-Melanesia-an”
Berikut petikan wawancara singkat :
PMNews: Selamat malam. Kami mengganggu
sedikit untuk menggali sedikit terkait pernyataan yang telah dibuat dan
telah kami terbitkan terkait dengan keputusan para pemimpin MSG
menyangkut lamaran WPNCL menjadi anggota MSG.
Amunggut Tabi (TRWP): Saya mau kita tarik pelajaran pertama dan terpenting dari semua ini ialah bahwa masalah dan isu Papua sekarang sudah menjadi agenda
Melanesia. Itu yang begitu lama kami tunggu. Jadi, setelah bola
bergulir ke meja MSG, baru kita kana atur agenda lainnya menyusul.
PMNews: Sebenarnya pada prinsipnya mereka menolak lamaran WPNCL, bukan?
Amunggut Tabi (TRWP): Bukan begitu. Justru sebaliknya, pada prinsipnya mereka semua menerima lamaran tentang West Papua menjadi anggota MSG, tetapi mereka menyatakan perlu ada pembicaraan inclusive semua orang Papua untuk menentukan keterwakilan itu. Jadi bukan WPNCL yang mewakili West Papua, tetapi semua elemen orang Papua yang mewakili orang Papua.
Jadi, orang Melanesia ialah orang Melanesia, orang Melanesia anggota OPM,
orang Melanesia Gubernur, orang Melanesia Bupati, orang Melanesia
anggota DPR RI atau DPRP, semua orang Melanesia, semua perwira maupun
pejabat TRWP,
semuanya, seluruhnya. Itu yang mereka maksudkan. Mereka bukannya tidak
menerima lamaran, tetapi mereka menerima dengan memperluas cakupan
manusia yang terwakili dalam keanggotaan itu.
PMNews:Tetapi pada prinsipnya WPNCL tidak diterima, bukan?
TRWP: WPNCL bukan tidka diterima tetapi disuruh memperluas jangkauan keanggotaannya. Orang Papua ada yang di pengasingan, ada yang di tanah ai di Timur dan Barat pulau New Guinea, ada pendukung OPM,
ada pejabat NKRI, ada orang gereja, ada orang LSM, jadi semua harus
diwakili. Itu maksud mereka. Kalau semua diwakili, itu baru wakil dari West Papua ke dalam komunitas Melanesia. Jadi bukan Melanesia Papua Merdeka saja, dan bukan Melanesia NKRI harga mati saja, tetapi semua Melanesia.
PMNews: Bagaimana kalau nantinya Melanesia NKRI harga mati lagi masuk ke dalam kelompok ini?
TRWP: Jadi, keterwakilan di MSG itu tidak terkait dengan pandangan politik, tetapi terkait dengan Manusianya, ras orang itu. Jadi semua orang Melanesia tanpa membedakan pandangan politik.
PMNews: Lalu di mana letak kemenangan sampai TRWP sudah terlanjut sampaikan ucapan salut dan hormat?
TRWP: Ucapan itu kami sampaikan berdasarkan fakta pertama negara-negara Melanesia sudah berani berbicara dan mengagendakan serta mengambil langkah tindak-lanjut tentang isu West Papua.
Itu sudah langkah luarbiasa. Dulu masalah ini dihindari dengan berbagai
macam alasan, bahkan antara mencium kotoran manusia dengan mencium nama
West Papua
hampir sama. Begitu mereka mendengarnya, mereka akan lari dari Anda.
Sangat menyakitkan! Tetapi itu kan sekarang tidak lagi, mereka sudah
terlibat dalam membicarakan masalah mereka sendiri, masalah Melanesia
secara resmi dalam forum pemimpin negara-negara Melanesia.
Jadi kejadian ini dan langkah ini dan keputusan ini harus disambut gembira. Tinggal tidak optimal
atau tidaknya itu diupayakan bersama dalam perjuangan ke depan. Kita
harus mensyukuri apa yang telah diraih, baru dari situ kita bangun terus
ke dapan. Jangan selamanya kita mengutuk, menolak dan menyesali
raihan-raihan kita orang Melanesia sendiri.
PMNews: Bagaimana kalau WPNCL memandang keputusan ini tidak tepat?
TRWP: Itu penilaian kita serahkan kepada para pemimpin WPNCL.
Tetapi kami pikir mereka akan melihat masalah ini sama dengan yang kami
lihat. Mereka itu para politisi senior, tidak sama dengan kami di hutan
yang tidak tahu banyak tentang politik.
PMNews: Apa yang akan dilakukan TRWP menyusul keputusan ini?
TRWP: Pekerjaan pokok TRWP itu mengangkat senjata dan berperang menentang penjajah. Itu tidak bisa dirubah oleh kondisi apapun.
PMNews: Kalau misalnya para pemimpin MSG meminta Anda untuk tidak mengangkat senjata?
TRWP: Itu harapan Anda? Dalam pernyataan tadi tidak ada satupn mereka singgung tentang TRWP atau OPM atau apapun. Mereka hanya singgung WPNCL. Yang mereka permasalahkan di sini isu Melanesia dan keanggotaannya. Mereka tidak menyinggung Papua
Merdeka atau organisasinya. Agenda itu tidak ada. Jadi yang kami
sampaikan ucapan selamat ini menyangkut “integrasi Melanesia” menurut
ras dan keturunan kita, bukan secara politik.
PMNews: Apakah ada harapan proses penyatuan ras dan keturuan ini mengantar kita kepada kemerdekaan?
TRWP: Itu tidak perlu ditanyakan. Dan juga tidak perlu dijawab. Ada pepatah Indonesia, “Tak kenal maka tak sayang”,
begitu kah? Itu maksudnya. Kita tidak usah bermimpi sebelum waktu mimpi
tiba. Kita bangun dulu, baru akan tidur, baru waktu tidur kita
bermimpi.
Kita harus baca politik
Melanesia dari kacamata Melanesia, dalam ke-Melansia-an kita. Kita
jangan terpengaruh oleh politik “curiga” dan “tidak pecaya” yang
diajarkan NKRI. Kita harus yakin bahwa para pemimpin Melanesia ini tahu
mereka sedang berbicara tentang tanah leluhur mereka sendiri. Tetapi
mereka tahu bahwa dunia ini ada yang mengatur dan mereka harus bermain
dalam aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh para pemimpin dunia.
Kita harus melihat tembus ke dalam hati para pemimpin yang mengambil
keputusan, bukan sebatas kata-kata yang tertera dalam komunike. Kita
sebagai orang Melanesia sebenarnya dalam budaya kita biasa memahami
pesan dari cara kita menyampaikan dan dalam konteks apa kita sampaikan,
bukan hanya apa yang kita sampaikan saja. Itu sejak nenek-moyang kita
ketahui. Semua perkembangan yang terjadi di Melanesia mari kita soroti dan amati dari kacamata Melanesia.
Itu sebabnya dulu dalam salah satu wawancara saya katakan “Let us do it in our Melanesia way”. Kita orang Melanesia punya sistem sosial,
sistem nilai, sistem kekerabatan, sistem politik dan militer, aturan
perang, aturan politik yang sudah baku, yang harus diamalkan oleh orang
Melanesia sekarang dan yang akan datang. Oleh karen aitu apa pun yang
terjadi di wilayah kita haruslah kita sambut dalam roh ke-Melanesia-an
dan dalam kacamata Melanesia.
Sekarang waktunya kita berbicara dalam kerangka ke-Melanesia-an. Asia
dan Asia Tenggara sudah bergerak ke arah pemikiran dan pembicaraan
ke-Asia-an, Eropa sudah tuntas menyelesaikan ke-Eropa-an mereka. Amerika
masih bergulat antara Amerika Utara dan Selatan. Afrika masih berjuang
dengan yang Kristen dan non-Kristen, yang bekas jajahan Perancis dan
Inggris dan Jerman dan lain sebaginya. Kita di Melanesia harus mulai
berpikir secara ke-Melanesia-an
PMNews; Sudah jelas sekarang, dan kami
ucapkan terimakasih. Kami sudah dapat gambaran lebih sekarang. Untuk
sekarang kami cukupkan dulu. Sekali lagi terimakasih.
TRWP: Terimakasih banyak.